Sukses

BI Tegaskan Kondisi Ekonomi Stabil meski Rupiah Masih Tertekan

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan, kondisi rupiah sedang mengikuti dinamika global, namun kondisi Indonesia masih stabil.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih melemah terhadap Dolar Amerika bahkan nyaris menyentuh level 14.000 per USD. Bank Indonesia (BI) meminta agar semua pihak tidak pesimistis menyikapi kondisi tersebut.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah mengatakan, kondisi rupiah sedang mengikuti dinamika global, namun secara umum kondisi Indonesia masih stabil.

"Jangan membangun pesimisme, semuanya masih stabil," kata Nanang, dalam sebuah acara konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Nanang menjelaskan, kondisi ekonomi global saat ini memang perlu diwaspadai. Namun kewaspadaan tersebut tidak perlu diiringi dengan rasa khawatir.

"Memang kalau kita melihat dinamika global saat ini harus kita waspadai, harus kita cermati, tapi tidak harus membuat kita khawatir," ujar dia.

Nanang menjelaskan, mata uang di banyak negara bahkan di negara maju sekalipun saat ini melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebab perekonomian negeri Paman Sam tersebut sedang dalam kondisi terbaiknya. Penguatan ekonomi AS tersebut tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi negara raksasa lainnya.

"Ekonomi Amerika sedang menunjukkan penguatannya dan memang kayaknya negara lain termasuk bukan hanya emerging market, tapi termasuk juga negara-negara maju seperti Euro, Inggris dan Jerman saat ini pertumbuhan atau kegiatan ekonominya tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan, jadi masih belum pulih secara kuat sehingga ini yang sebetulnya membuat Dolar Amerika mengalami penguatan secara global,” ujar dia.

Kondisi tersebut, lanjutnya, bukan hanya berdampak pada mata uang emerging market termasuk rupiah tapi juga terhadap mata uang negara maju.

"Itu yang kita hadapi sekarang, ekonomi Amerika Serikat adalah suatu keniscyaan, mereka sedang meningkat direspons dengan peningkatan suku bunga oleh bank sentral (The Fed) di bulan Maret lalu,” kata dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Gerak Rupiah Jelang Akhir Pekan

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih stabil di kisaran 13.900 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu pengumuman data keyakinan konsumen.

Mengutip Bloomberg, Jumat 4 Mei 2018, rupiah dibuka di angka 13.938 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.939 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.938 per dolar AS hingga 13.950 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,89 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.943 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.965 per dolar AS.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, rupiah bergerak stabil pada perdagangan har ini sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah menjelang rilis laporan Keyakinan Konsumen Indonesia untuk periode April.

Rupiah berpotensi menguat apabila keyakinan konsumen Indonesia semakin membaik. Walau begitu, peningkatan nilai tukar rupiah mungkin terbatas oleh faktor eksternal.

Dolar AS dapat terangkat oleh prospek kenaikan suku bunga AS dan naiknya ekspektasi inflasi, mata uang pasar berkembang termasuk rupiah mungkin tetap tertekan.

"Dolar AS yang menguat secara agresif dapat memaksa Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga acuan demi menyelamatkan rupiah," jelas dia.

Terkait prospek, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan stabil. Dengan peningkatan antisipasi menjelang rilis NFP AS di Jumat, volatilitas rupiah akan lebih tinggi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: