Sukses

Stabilisasi Harga Pangan, Tiga BUMN Ini Kompak Serap Gabah Petani

Bank BRI, Pertani, dan Bulog mendukung gerakan stabilisasi harga pangan oleh pemerintah dengan menyerap gabah petani.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk atau Bank BRI bekerja sama dengan PT Pertani (Persero) dan Perum Bulog menyerap gabah petani di Provinsi DI Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemerintah mengendalikan harga pangan. 

Pelaksanaan program serap gabah dilaksanakan di Kabupaten Bantul yang secara simbolis diresmikan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Bantul, dengan luas lahan panen 21 hektare (ha) dan estimasi penyerapan gabah sebanyak 210 ton. 

Hadir pada acara ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, Direktur Pertani Poernomo, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas, Direktur Utama Taman Wisata Candi Edy Setijono, dan Direktur Pupuk Indonesia Holding (PIHC) Achmad Tossin Sutawikara.

Dihadiri pula Direktur Utama PTPN III  Dolly P Pulungan, Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama BTN Maryono, Direktur Mikro dan Kecil BRI Priyastomo, Direktur Ritel dan Menengah BRI Supari, serta Executive Vice President BRI Regional Yogyakarta Hari Siaga Amijarso.

Pada kesempatan ini, Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja untuk menyaksikan langsung pelaksanaan Program Serap Gabah BUMN Berbasis Kartu Tani dan Gerakan Stabilisasi Harga Pangan dengan menyalurkan beras melalui agen bank-bank milik negara (HIMBARA). 

Prioritas serap gabah petani ini adalah pembelian gabah dari petani debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dan pemegang Kartu tani BRI dengan kerja sama PT Pertani dan Bulog. 

Direktur Mikro dan Kecil BRI, Priyastomo, mengungkapkan, wujud nyata peran Bank BRI dalam mendukung kemajuan pertanian Indonesia, selain menyukseskan program Sergap, juga terus mendistribusikan Kartu Tani di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

"Sampai April 2018, total Kartu Tani yang telah diterima petani di Jawa Tengah dan Yogtakarta sebanyak 2.577.812 Kartu Tani," kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Selain dimanfaatkan untuk penebusan pupuk bersubsidi, Kartu Tani dimanfaatkan juga sebagai akses pencairan KUR BRI dalam rangka pembiayaan budidaya padi dan Sarana Produksi Pertanian, sebagai sarana pembayaran hasil penjualan gabah melalui Kartu Tani serta untuk mendukung program Gerakan Nasional Non-Tunai.

"Ini juga sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di kalangan petani," Priyastomo mengatakan. 

 

 

2 dari 2 halaman

Sudah Salurkan KUR ke Petani Rp 1,6 Triliun

Sejak dicanangkan pada 20 Maret 2018, sinergi BRI dengan BUMN Pangan telah menyerap gabah dengan total 639 ton. Terdiri dari gabah sebanyak 225 ton di Karanganyar, Sragen 168 ton, Klaten 36 ton, dan Bantul 210 ton.

Petani di kawasan ini juga telah mendapatkan KUR BRI dengan rata-rata sebesar Rp 10,5 juta-12,5 juta per ha untuk budidaya tanaman padi. Petani melakukan budidaya padi berkesinambungan. Diharapkan, dengan mendapatkan KUR BRI, mereka dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan petani.

Bank BRI telah menyalurkan KUR kepada petani padi pemilik Kartu Tani di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan total plafon sebesar Rp 1,6 triliun.