Sukses

Bukopin Finance Siap Salurkan Pembiayaan Rp 1,3 Triliun

Induk usaha Bukopin Finance yaitu PT Bank Bukopin Tbk juga telah merilis kinerja keuangan pada kuartal I 2018.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukopin Finance menargetkan penyaluran pembiayaan Rp 1,3 triliun pada 2018 atau tumbuh 80 persen dibandingkan dengan realisasi pembiayaan pada 2017.

Direktur Utama PT Bukopin Finance, Tri Djoko Roesiono mengatakan, prospek industri pembiayaan pada 2018 akan terus tumbuh seiring dengan laju pertumbuhan pasar otomotif di Tanah Air.

"Kami optimistis target pembiayaan tersebut akan tercapai melalui sinergi dengan perusahaan di dalam grup dan ekspansi jaringan outlet secara agresif,” kata Tri, di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Tri Djoko mengungkapkan, pada 2017 pembiayaan yang disalurkan Bukopin Finance mencapai Rp725 miliar atau sekitar 4.000 unit. Angka tersebut meningkat 74 persen, dibandingkan dengan realisasi pembiayaan pada 2016 yang tercatat sebesar Rp 417 miliar dengan volume sebanyak 1.100 unit.

Bukopin Finance mendiversifikasi produk untuk memacu pertumbuhan pembiayaan pada 2018. Salah satu diversifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan ekspansi dari yang selama ini fokus pada pembiayaan mobil bekas, saat ini mulai masuk ke pembiayaan mobil baru dan kendaraan niaga. 

"Diversifikasi lain yang dilakukan Bukopin Finance adalah penyediaan produk multiguna jaminan fixed asset," ujar dia.

Pasar kendaraan bermotor roda empat di Indonesia  pada 2018 diprediksi mencapai 1,1 juta unit, tumbuh dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2017 yang mencapai 1,06 juta unit. Seiring dengan itu, pasar mobil bekas di Indonesia pada 2018 diprediksi juga semakin bergairah.

"Selain pembiayaan konvensional, Bukopin Finance juga memiliki Unit Usaha Syariah untuk menyalurkan pembiayaan otomotif dengan prinsip syariah," ujar dia. 

Untuk mempercepat dan memudahkan proses persetujuan pengajuan pembiayaan baru dan penagihan, Bukopin Finance telah menerapkan sistem dan aplikasi mobile survei dan mobile collection. Melalui strategi tersebut, proses persetujuan pembiayaan di Bukopin Finance saat ini menjadi lebih singkat, efektif dan efisien.

 

2 dari 3 halaman

Induk Usaha Bank Bukopin Raup Laba Bersih Rp 126,58 Miliar

Sementara itu, induk usaha perseroan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) sudah merilis kinerja pada kuartal I 2018. Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 10,10 persen ke posisi Rp 126,58 miliar pada kuartal I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 114,96 miliar.

Pendapatan bunga dan syariah turun menjadi Rp 2,22 triliun pada kuartal I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,38 triliun. Hal itu mendorong laba per saham perseroan naik tipis menjadi 14 pada kuartal I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 13.

Pada periode sama, Bank Bukopin juga membukukan pencadangan sebesar Rp 155 miliar dan menurunkan absolute sehingga rasio NPL Net per 31 Maret 2018 mencapai 4,47 persen membaik dari sebelumnya 6,37 persen pada 31 Desember 2017.

Mengutip keterangan tertulis, seperti ditulis Senin (7/5/2018), posisi LDR berada pada kisaran 79 persen dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 90,1 triliun. Aset perseroan per 31 Maret 2018 mencapai Rp 107,7 triliun, naik Rp 1,3 triliun dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2017.

Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk, Eko Rachmansyah mengatakan, perseroan telah dan akan terus melakukan konsolidasi internal yang difokuskan pada pengembangan bisnis berbasis ATMR rendah, penghimpunan sumber dana murah, peningkatan fee based incomen, perbaikan efisiensi operasional, dan percepatan

Peningkatan kualitas kredit serta penjualan agunan yang diambil alih. Sementara itu, perseroan juga siapkan bisnis masa depan melalui bisnis startup dan aliansi financial technology (fintech) serta jangkau nasabah baru dari generasi milenial dengan penerapan core banking berbasis digital.

Perseoran juga meningkatkan kualitas manajemen risiko, compliance dan pengendalian internal lebih kuat.

Pasca RUPSLB pada Januari 2018 telah dibentuk satu direktorat baru yang fokus dalam pengembangan bisnis konsumer melalui peningkatan sinergi dengan Bukopin Finance dan peningkatan kerja sama dengan pengembang untuk memacu penyaluran KPR.

“Pengembangan bisnis konsumer (KPM dan KPR) ini dilakukan sejalan dengan strategi peningkatan bisnis berbasis ATMR rendah,” kata dia.

Dari rasio kecukupan modal, posisi capital adequacy ratio (CAR) Perseroan pada periode sama mencapai 11,1 persen meningkat dibandingkan posisi CAR pada 31 Desember 2017 sebesar 10,5 persen.

Untuk meningkatkan CAR menjadi di atas 14 persen, perseroan melakukan rights issue sebesar 30 persen dari jumlah saham beredar, revaluasi aset dan divestasi saham perseroan pada Bank Syariah Bukopin.

“Kami optimistis aksi korporasi itu akan berjalan sesuai rencana, mengingat saat ini sudah ada dua potensial investor yang telah dan akan melakukan proses due diligence,” kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Bank Bukopin Kembali Rilis Laporan Keuangan 2015 dan 2016

Sebagai bagian dari penerapan Good Corporate Governance, Perseroan telah melakukan penyajian kembali Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 dan 2016 karena ada penyesuaian atas penyajian Piutang Produk Kartu Kredit dan Pembiayaan dan Piutang Syariah.

Eko menjelaskan proses penyajian kembali laporan keuangan tersebut telah selesai dan dilakukan sesuaidenganstandarakuntansi yang berlaku. Dalampelaksanaannya Perseroan telahberkoordinasidenganotoritasterkaitdan Kantor AkuntanPublik yang melakukan proses audit Perseroan selamaini.

“Jadi penyajian kembali Laporan Keuangan ini telah selesai dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.”

Eko menambahkan setelah dilakukan penyajian kembali, saat ini buku Bank Bukopin praktis sudah bersih dengan nilai buku (book value) saham Perseroan pasca penyajian kembali sebesar Rp 793 per lembar untuk posisi Maret 2018. Nilai buku tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar saham (market value) yang diperdagangkan saat ini. Hal ini juga tercermin dari peningkatan rasio ROE (return on equity) Perseroan yang meningkat dari 7,2% pada Maret 2017 menjadi 9,3% pada Maret 2018.

Sesuai dengan Peraturan OJK NoMOR 31/POJK.04/2015 tentangKeterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik, penyajian kembali laporan keuangan Perseroan telah dipublikasikan  di media massa pada 31 Maret 2018 dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada 2 April 2018. 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: