Liputan6.com, Pomala - PT Aneka Tambang Tbk (Persero) (Antam) mencatat produksi feronikel dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Pomala, Sulawesi Tenggara meningkat 107 persen pada kuartal 1 2018.
Deputy Manager Unit Bisnis Pertambangan Nikel Antam Sulawesi Tenggara, Nilus Rahmat mengatakan, saat ini melalui smelter feronikel Pomalaa, ANTAM mencatatkan peningkatan volume produksi feronikel sebesar 107 persen atau 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi), dibandingkan capaian kuartal I 2017.
"Tahun ini kami akan meningkatkan target penjualan 26 ribu TNi (untuk) dari 21.812 TNi," kata Nilus, saat ditemui di fasilitas Smelter Antam, Pomala, Kamis (8/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Nilus menuturkan, feronikel yang menjadi bahan baku stainlees steel tersebut saat ini diekspor ke Korea Selatan 43 persen, India 23 persen dan China 23 persen. Sebelumnya, hasil dari pemurnian bijih nikel tersebut juga diekspor ke Eropa.
"Selanjutnya produksi feronikel kami ekspor ke luar negeri semua produk di Asia dan Eropa, tahun ini kita fokus di Asia," tutur dia.
Sekretaris Perusahaan Antam Apriliandi H. Setria melanjutkan, sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan 109 persen dibandingkan kuartal I 2017 atau mencapai 5.363 TNi.
"Penjualan feronikel pada kuartal I 2018 adalah kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih ANTAM, dengan kontribusi sebesar Rp 972,38 miliar atau 17 persen dari total penjualan bersih Perusahaan," kata dia.
Antam Targetkan Produksi Feronikel Terbesar Sepanjang Sejarah Perusahaan
Sebelumnya, PT Aneka Tambang (Antam) Tbk terus berkomitmen tumbuh melalui pelaksanaan dan percepatan proyek-proyek pengembangan serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan sumber daya mineral. Langkah yang ditempuh dengan pengembangan bisnis hilir guna meningkatkan nilai tambah komoditas tambang perusahaan, salah satunya feronikel.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, peningkatan kemampuan produksi feronikel yang selama ini menjadi andalan perseroan tetap harus dijaga hingga bisa menyentuh angka 28 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi).
"Sebenarnya kapasitasnya memang bisa 28 ribu (TNi), tapi selama ini produksinya hanya di level sekitar 21.700 (TNi). Itu pun sudah dikatakan sebagai yang terbanyak dalam sejarah Antam," tuturnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 12 April 2018.
Demi menggapai target tersebut, dia menyebutkan, jumlah produksi feronikel Antam pada Kuartal I 2018 adalah sekitar 6 ribu TNi. Menurut data Antam, ada peningkatan 107 persen dibanding produksi feronikel pada Kuartal I 2017, yakni sebesar 2.934 TNi.
Jika dikalikan empat untuk hitungan setahun, tambah Arie, itu sudah mencapai 24 ribu TNi, atau meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Jumlah itu masih dengan menggunakan equipment yang sama ya," ujar dia.
Antam sendiri saat ini tengah melaksanakan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur (P3FH).
Proyek yang kemajuan konstruksinya kini mencapai 38 persen itu akan mendukung total produksi feronikel tahunan Antam menjadi 40.500 sampai 43.500 TNi.
Terkait emas yang masih menjadi komponen terbesar pendapatan perseroan, Arie menyatakan, penjualannya masih relatif stabil pada level 13 ribu kg.
Sebelumnya, Antam menargetkan akan menaikan sekitar 81 persen penjualan emasnya, atau sebanyak 24 ribu kg.
"Yang jelas, (produksi) feronikel kita harapkan sudah di atas, lebih improve lagi," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement