Liputan6.com, Jakarta - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Barata Indonesia (Persero), PT Surveyor Indonesia (Persero), dan PT Sucofindo (Persero). Kesepakatan ini berisi mengenai sinergi keempat BUMN dalam meningkatkan kualitas industri gula yang dimiliki oleh PTPN III.
Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan antara Direktur Utama PTPN III (holding) Dolly P Pulungan dengan Direktur Utama PT Barata Indonesia (persero) Silmy Karim, Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Bachder Djohan Buddin, dan Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero) M Arif Zainuddin di Kementerian BUMN, hari ini.
Advertisement
Baca Juga
“Dengan adanya sinergi ini dapat memberikan benefit untuk seluruh pihak khususnya dalam pengadaan serta maintenance peralatan pabrik gula dan pemanfaatan limbah scrap seluruh anak usaha PTPN III Holding,” kata Dolly di Kementerian BUMN, Rabu (9/5/2018).
Dolly menambahkan, kerja sama strategis dengan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo terkait pengawasan analisis rendemen tebu dan sertifikasi mutu gula di seluruh wilayah produksi gula PTPN III.
Dia juga berharap dengan kualitas rendemen tebu yang telah diinspeksi dan diuji oleh lembaga inspeksi, pengujian, sertifikasi baik oleh PT Sucofindo atau PT Surveyor Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan kepada pabrik gula dan mendorong pencapaian mutu gula sesuai SNI.
Sementara itu, dalam kerja sama ini, Barata akan menjadi pihak yang membantu PTPN III untuk meningkatan lokal konten dan efisiensi mesin-mesin di pabrik gula yang dimiliki PTPN III. Sebab, selama ini kurang efisiennya produksi karena teknologi yang digunakan sudah cukup lama.
"Kerja sama ini akan meningkatkan peran industri nasional di negeri sendiri. PT Barata dan PTPN holding bersama-sama menindaklanjuti lokal konten, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang peran industri lokal dalam pembangunan ekonomi Indonesia," ujar Dolly.
Pada akhirnya, sinergi ini bisa meningkatkan efisiensi biaya pengadaan dan maintenance alat-alat untuk pabrik industri agro milik Holding Perkebunan Nusantara dan anak perusahaan. Selain itu, bahan limbah scrap bisa dikelola optimal oleh Barata Indonesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Stabilisasi Harga Pangan, Tiga BUMN Ini Kompak Serap Gabah Petani
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk atau Bank BRI bekerja sama dengan PT Pertani (Persero) dan Perum Bulog menyerap gabah petani di Provinsi DI Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemerintah mengendalikan harga pangan.
Pelaksanaan program serap gabah dilaksanakan di Kabupaten Bantul yang secara simbolis diresmikan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Bantul, dengan luas lahan panen 21 hektare (ha) dan estimasi penyerapan gabah sebanyak 210 ton.
Hadir pada acara ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno, Direktur Pertani Poernomo, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas, Direktur Utama Taman Wisata Candi Edy Setijono, dan Direktur Pupuk Indonesia Holding (PIHC) Achmad Tossin Sutawikara.
Dihadiri pula Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan, Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama BTN Maryono, Direktur Mikro dan Kecil BRI Priyastomo, Direktur Ritel dan Menengah BRI Supari, serta Executive Vice President BRI Regional Yogyakarta Hari Siaga Amijarso.
Pada kesempatan ini, Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja untuk menyaksikan langsung pelaksanaan Program Serap Gabah BUMN Berbasis Kartu Tani dan Gerakan Stabilisasi Harga Pangan dengan menyalurkan beras melalui agen bank-bank milik negara (HIMBARA).
Prioritas serap gabah petani ini adalah pembelian gabah dari petani debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI dan pemegang Kartu tani BRI dengan kerja sama PT Pertani dan Bulog.
Direktur Mikro dan Kecil BRI, Priyastomo, mengungkapkan, wujud nyata peran Bank BRI dalam mendukung kemajuan pertanian Indonesia, selain menyukseskan program Sergap, juga terus mendistribusikan Kartu Tani di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
"Sampai April 2018, total Kartu Tani yang telah diterima petani di Jawa Tengah dan Yogtakarta sebanyak 2.577.812 Kartu Tani," kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (7/5/2018).
Selain dimanfaatkan untuk penebusan pupuk bersubsidi, Kartu Tani dimanfaatkan juga sebagai akses pencairan KUR BRI dalam rangka pembiayaan budi daya padi dan Sarana Produksi Pertanian, sebagai sarana pembayaran hasil penjualan gabah melalui Kartu Tani serta untuk mendukung program Gerakan Nasional Non-Tunai.
"Ini juga sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di kalangan petani," Priyastomo mengatakan.
Sejak dicanangkan pada 20 Maret 2018, sinergi BRI dengan BUMN Pangan telah menyerap gabah dengan total 639 ton. Terdiri dari gabah sebanyak 225 ton di Karanganyar, Sragen 168 ton, Klaten 36 ton, dan Bantul 210 ton.
Petani di kawasan ini juga telah mendapatkan KUR BRI dengan rata-rata sebesar Rp 10,5 juta-12,5 juta per ha untuk budi daya tanaman padi. Petani melakukan budidaya padi berkesinambungan. Diharapkan, dengan mendapatkan KUR BRI, mereka dapat meningkatkan taraf hidup kesejahteraan petani.
Bank BRI telah menyalurkan KUR kepada petani padi pemilik Kartu Tani di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan total plafon sebesar Rp 1,6 triliun.
Advertisement