Liputan6.com, Jakarta PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengekspor semen setengah jadi (klinker) ke Australia. Pada ekspor perdana ini, Klinker diangkut dari Pelabuhan Panjang, Lampung menuju Pelabuhan Bulwer Island, Brisbane, Australia. Proses ekspor ini berlangsung pada Rabu, 9 Mei 2018.
Direktur Utama Semen Baturaja (SMBR), Rahmad Pribadi, mengatakan sejak Semen Baturaja berdiri pada 1974, baru pada kesempatan kali ini ekspor mulai dilakukan, bersamaan dengan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS.
Baca Juga
Terkait pelemahan Rupiah yang minggu ini telah menembus 14.000 per dolar AS, Rahmad mengutarakan jika hal itu harus disiasati secara cerdas, agar bisa menjadi berkah buat perseroan.
Advertisement
Rahmad mengatakan melemahnya rupiah justru dapat menguntungkan eskportir sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke negara lain.
“Saya pikir saat ini adalah momentum yang paling tepat untuk memulai ekspor, termasuk ekspor klinker yang baru saja kami lakukan,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (10/5/2018).
Rahmad mengemukakan ekspor perdana kali ini merupakan uji pengiriman (trial cargo) dengan volume sebesar 30 ribu metrik ton. Nilainya, menurut Rahmad sekitar USD 1 juta. “Apabila trial cargo berhasil dengan baik, akan diikuti dengan kontrak jangka panjang,” tambahnya.
Pada ekspor perdana kali ini, PT Sucofindo (Persero) menjadi lembaga yang ditunjuk Semen Baturaja sebagai surveyor yang melakukan pengambilan sampling dan analisis klinker yang akan diekspor. Baik pra-muat maupun saat memuat.
Sementara PT Pelindo II (Persero) cabang Panjang, Lampung, kata Rahmad berperan sebagai lembaga yang ditunjuk Semen Baturaja untuk jasa stevedoring dan trucking di Pelabuhan Panjang.
Kelebihan Pasokan
Rahmad mengemukakan Semen Baturaja mengekspor klinker sebagai langkah strategis perseroan untuk mengantisipasi kelebihan pasokan (over supply) semen di Indonesia, meningkatkan utilisasi pabrik yang ada dan menyiasati pelemahan kurs rupiah.
"Selain itu, Semen Baturaja, kata Rahmad, juga ingin membuktikan jika produk klinker dan semennya memenuhi standar kualitas ekspor di Australia, yang selama ini sulit ditembus. Karena persyaratannya sangat ketat,” Rahmad menjelaskan.
Dikatakannya, potensi ekspor komoditi klinker dan semen ke sejumlah negara saat ini prospeknya sangat menjanjikan.
Rahmad memprediksi akan terjadi booming pada tahun 2018 ini dan pada tahun-tahun berikutnya menyusul menurunnya nilai tukar Rupiah dan meningkatnya permintaan di pasar internasional.
Peningkatan ekspor menurutnya akan berdampak pada perekonomian nasional yang akan semakin membaik.
Advertisement