Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Kamis setelah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dari level tertinggi di 2018 akibat realisasi data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Penguatan harga emas juga dipicu ketegangan antara AS dan Iran.
Dikutip dari Reuters, Jumat (11/5/2018), harga emas di pasar spot mendaki 0,6 persen ke posisi USD 1.320,53 per ounce. Harga emas juga sempat menyentuh level tertinggi USD 1.322,76 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni naik 0,7 persen atau USD 9,30 ke posisi USD 1.322,30 per ounce.
Dolar AS tergelincir dari posisi puncak dalam 4,5 bulan pasca data AS menunjukkan angka indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2 persen pada April 2018. Capaian tersebut lebih rendah dari prediksi kenaikan inflasi 0,3 persen.
Faktor pendukung lainnya kenaikan harga emas, di antaranya langkah Presiden AS Donald Trump yang memutuskan menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada Selasa lalu. Hal ini dapat meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah.
Israel mengatakan, telah menyerang pangkalan militer Iran di Suriah. Teheran menembakkan roket ke wilayah Dataran Tinggi Golan.
"Kami telah melihat (reli dolar AS) dalam beberapa minggu terakhir, tapi sebenarnya emas belum turun. Jadi ketegangan politik ini membantu (harga emas)," kata Ahli Strategi Komoditas Macquarie, Matthew Turner.
Selain harga emas yang menanjak, harga perak terkerek naik 1,4 persen ke posisi USD 16,72 per ounce setelah sebelumnya mencapai tertinggi selama dua pekan di posisi USD 16,74. Harga platinum mendaki 1,7 persen ke level USD 925,40 per ounce.
Perdagangan Kemarin
Harga emas bergerak mendatar pada perdagangan Selasa setelah dolar AS sentuh level tertinggi pada 2018. Harga emas sempat naik karena kekhawatiran perjanjian nuklir Iran.
Mengutip Reuters, pada 9 Mei 2018, harga emas di pasar spot bergerak mendatar di angka USD 1.313,76 per ounce pada pukul 1.32 siang waktu Newa York.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun USD 0,40 atau 0,03 persen ke level USD 1.313,70 per ounce.
Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan membuat ketidakpastian politik sehingga mampu mendorong harga emas. Ketidakpastian geopolitik membuat pelaku pasar memborong emas sebagai instrumen lindung nilai.
Namun, kenaikan nilai tukar dolar AS menahan kenaikan harga emas. Dengan kenaikan dolar AS ini harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang lain.
"Trump menarik diri sehingga harga emas naik. tapi saya ragu itu akan berlangsung lama," jelas Fawad Razaqzada dari Forex.com.
Advertisement