Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia perkakas asal Amerika Serikat (AS), Stanley Black & Decker mendorong penggunaan perkakas canggih dan tepat guna untuk para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu dengan menyediakan program kredit perkakas bagi IKM.
Country Director Stanley Black & Decker Indonesia, King Hartono Hamidjaja mengatakan, jika kebanyakan pemberian kredit bersifat konsumtif, kredit yang diberikan pihaknya lebih bersifat produktif, guna menunjang proses produksi IKM.
"Inovasi ini terbilang baru. Jika sebelumnya program cicilan hanya untuk barang-barang konsumtif, sebaliknya kami menyediakan program cicilan untuk barang produktif. Belum ada produsen perkakas yang menyediakan penjualan dengan cara dicicil," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
King menuturkan, dengan program tersebut, para pelaku industri IKM yang memiliki keterbatasan modal bisa menjangkau perkakas yang tepat guna dengan lebih mudah. Selain itu, para pelaku industri IKM juga bisa menyimpan modal mereka untuk keperluan lainnya.
"Buat para pelaku industri yang baru memulai usaha, membeli perkakas dan peralatan itu bisa menghabiskan separuh modal mereka. Dengan mencicil, mereka bisa menjadikan modal untuk keperluan lain yang lebih produktif," kata dia.‎
Sementara itu, Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Endang Suwartini menyambut baik program yang ditawarkan oleh Stanley Black & Decker dalam mempermudah akses para pelaku IKM.
"Dengan perkakas tepat guna para pelaku IKM bisa meningkatkan kualitas produk dan kemasan mereka. Dan melalui e-commerce diharapkan dapat memperluas jangkauan IKM kepada konsumen," ujar Endang.
Â
Selanjutnya
Dia menuturkan, Kemenperin tengah mendorong program e-Smart IKM untuk mempersiapkan IKM dalam menghadapi revolusi industri yang keempat yang berbasis Internet of things (IoT).
Kemenperin menargetkan hingga 2019 akan ada sebanyak 10.000 IKM yang ikut dalam program e-Smart IKM. Pertumbuhan jumlah IKM tersebut didorong oleh potensi pasar Indonesia yang terus berkembang.
Berdasarkan data Asosiasi e-commerce Indonesia (IdeA), jumlah pengguna internet Tanah Air mencapai lebih dari 90,5 juta jiwa, sedangkan pengguna aktif yang berbelanja secara online sebanyak 26,3 juta jiwa.
"Produk yang dihasilkan oleh IKM memiliki kualitas yang tidak kalah dengan impor. Kemenperin akan terus membimbing IKM tersebut dengan berbagai workshop yang bermanfaat untuk meningkatkan penjualan produk," tutur dia.
Advertisement