Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, industri perbankan memiliki peran yang signifikan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pemerataan. Pemerintah bersama stakeholder terkait harus saling berkoordinasi untuk memastikan arah kebijakan yang dilakukan tepat sasaran.
"Forum dialog seperti ini tentu menjadi penting untuk mendiskusikan apa saja arahan kebijakan pemerintah dan regulator, sekaligus mendengarkan masukan dari pelaku industri. Dengan koordinasi ini masing-masing pihak dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Asal tahu, Sri Mulyani menjadi salah satu pembicara dalam Annual Bankers Gathering yang diselenggarakan secara tertutup di Ritz Carlton Hotel Pacific Place, Jakarta. Pertemuan tersebut mengangkat tema "Prioritas dan Kebijakan Strategis untuk Mendukung Momentum Industri Perbankan dalam Pertumbuhan Kredit".
Selain Sri Mulyani, pertemuan tahunan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, serta Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo.
Sri Mulyani menambahkan, pemerintah dan regulator telah berupaya keras menjaga momentum pertumbuhan, antara lain dengan menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi yang stabil di level rendah, menciptakan berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan investasi, pendalaman industri hingga penciptaan lapangan kerja baru.
"Semua upaya ini tidak akan lengkap jika dunia usaha, termasuk perbankan dan industri keuangan, tidak memainkan perannya secara optimal," katanya.Â
Â
Reporter : Anggun P. Situmorang
Sumber : Merdeka.com
Kebijakan Diapresiasi Dunia
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan berbagai indikator ekonomi Indonesia semakin membaik. Ekonomi tidak hanya tumbuh secara berkualitas, juga semakin merata. Begitu juga inflasi yang selalu terjaga di level rendah dan defisit transaksi berjalan yang mulai menurun.
"Tahun sebelumnya target inflasi 4 persen plus minus 1, sekarang targetnya 3,5 persen plus minus 1. Ini salah satu contoh bahwa indikator ekonomi kita secara gradual semakin membaik," jelasnya.
Agus menambahkan, pemerintah memiliki visi dan kerangka kebijakan ekonomi yang jelas serta diimplementasikan secara konsisten. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan para pelaku pasar terhadap masa depan perekonomian negeri Indonesia.
"Program reformasi struktural yang dijalankan pemerintah bahkan mendapatkan apresiasi yang positif dari dunia. Ini menjadi bukti kita memiliki kebijakan yang benar dan dijalankan secara konsisten sehingga ekonomi dapat tumbuh secara berkelanjutan," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, kondisi perbankan saat ini sangat baik yang ditandai dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat dan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terus menurun.
"Kami berharap pelaku sektor jasa keuangan dapat meningkatkan perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkesinambungan. Antara lain dengan meningkatkan fungsi intermediasi dan pendalaman sumber pendanaan sebagai diversifikasi produk," paparnya.
Advertisement