Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menyatakan dukungan dan keterlibatan mahasiswa sangat penting diperlukan agar industri keuangan syariah dapat tumbuh lebih cepat, berkelanjutan dan berdaya saing di era digital ekonomi. Hal ini agar dapat berperan dan berkontribusi lebih optimal dalam ekonomi nasional.
Selain itu, sebagai upaya akselerasi inklusi keuangan dan pengembangan industri keuangan syariah melalui berbagai produk dan distribution channel di era ekonomi digital.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso dalam Seminar Nasional Ekonomi Islam dengan tema 'Pegadaian Syariah: Menuju Transformasi Bisnis melalui Distribution Channel dan Digitalisasi Ekonomi' yang dilaksanakan di Kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Selasa (15/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sunarso menambahkan, seminar ini penting untuk mengakselerasi pengembangan industri keuangan syariah, dan tidak dapat hanya mengandalkan pertumbuhan yang bersifat organik saja, tetapi membutuhkan peran masyarakat, khususnya anak muda/mahasiswa, pemerintah dan dunia usaha yang lebih besar lagi.Â
"Industri keuangan syariah nasional memiliki potensi yang begitu besar untuk terus tumbuh sehingga perannya semakin dirasakan dalam mendukung perekonomian Indonesia khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas," ujar dia.
Lebih jauh Mantan Wadirut BRI ini pun menuturkan rasio inklusi keuangan di Indonesia masih cukup rendah, hanya sebesar 48,9 persen hingga April 2018.Â
Untuk meningkatkan jumlah rasio tersebut, perseroannya aktif melakukan literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai produk dan saluran distribusi kepada generasi milenial yang selama ini masih relatif kecil menjadi nasabah dari Pegadaian.Â
Dia mengatakan, saat ini omzet pinjaman dan rekening syariah di Pegadaian rata-rata baru sekitar 12 persen, jauh lebih rendah dibandingkan OSL konvensional yang mencapai 88 persen.
Â
Selanjutnya
Dia mengatakan, saat ini omzet pinjaman dan rekening syariah di Pegadaian rata-rata baru sekitar 12 persen, jauh lebih rendah dibandingkan OSL konvensional yang mencapai 88 persen.
Pegadaian juga telah meluncurkan Pegadaian Digital Service (PDS) yang merupakan jawaban dari kebutuhan milenial yang sudah sangat akrab dengan layanan keuangan berbasiskan digital. Sebab trend nasabah Pegadaian didominasi oleh usia produksi dan mahasiswa yaitu mencapai 68 persen.
 "Ini merupakan salah satu strategi Pegadaian untuk bisa melebarkan pangsa pasarnya terutama kepada generasi muda yang menginginkan layanan keuangan serba cepat," kata dia.
Selain fokus pada layanan konvensional, Pegadaian juga tetap berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis syariah, antara lain, Murabahah yakni akad untuk transaksi jual beli dan Rahn yaitu akad yang digunakan dalam proses gadai barang.Â
"Bahkan kami baru saja meluncurkan produk baru untuk menjawab tuntutan pasar dan zaman, yaitu Produk Rahn Hasan berupa pinjaman hingga Rp 500 ribu tanpa biaya titipan," ujar dia.
"Rahn Hasan adalah produk Pegadaian yang bisa menjangkau mahasiswa dan masyarakat menengah kebawah yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan, jadi kami harapkan layanan ini bisa membantu mereka dan juga meningkatkan rasio inklusi keuangan di Indonesia," tambah Sunarso.
Â
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Â
Â
Advertisement