Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan transaksi belanja online di dalam negeri berdampak positif terhadap bisnis pengiriman atau ekspedisi. Namun demikian, saat ini banyak muncul pemain-pemain baru di dalam bisnis tersebut.
Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi mengatakan, agar bisa terus bertahan di tengah persaingan yang begitu ketat, kunci yang selalu dipegang JNE adalah inovasi dan peningkatan kualitas layanan.
Advertisement
Baca Juga
"Tentu kita harus membuat suatu inovasi. Apa yang kita lakukan? Di perusahaan kita itu macam-macam, mulai dari membuat produk baru, mulai menggunakan teknologi, atau yang membuat good customer experience," ujar dia dalam acara Inspirato Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Dia mengungkapkan, menjaga kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan JNE sangat penting. Hal ini akan membuat pelanggan percaya jika barangnya dikirim tepat waktu dan sesuai tujuan, sehingga pelanggan tersebut akan kembali datang ke JNE.
"Karena pada akhirnya yang kita bangun adalah customer experience yang baik. Kalau customer senang, tentu yang akan terjadi repetitif order. Kita tidak mau datang ke kita, transaksi, kemudian karena experience-nya tidak baik, next dia pakai yang lain. Kan sayang. Kita ingin supaya hubungan ini berkelanjutan dan order itu tentu akan terjadi lagi di masa-masa yang akan datang," jelas dia.
Selain itu, kunci bisnis ekspedisi JNE bisa bertahan hingga saat ini, yaitu harga yang kompetitif. Ini juga bisa tercapai jika perusahaan terus berinovasi untuk menekan beban biaya operasional.
"Dari sisi pricing, harga kita bersaing. Jujur memang kondisi saat ini berbeda dengan jalan dulu. Kita harus berinovasi dan membuat ide-ide kreatif," tandas dia.
Ingin Sukses Atur Keuangan? Menteri Terbaik di Dunia Ini Bagi Tipsnya
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbagi tips keuangan dengan para generasi milenial. Ia mengingatkan mengatur keuangan juga penting untuk persiapan masa depan. Ia menyampaikan hal itu dalam acara talkshow bertajuk Youth X Public Figur di Epicentrum, Jakarta, Sabtu (12/5/2018)
"Poin yang paling penting adalah bagaimana Anda bisa mengetahui dan menentukan mana yang prioritas penting mana yang hanya sekadar keinginan," kata Sri Mulyani di Epicentrum, Jakarta.
Kebutuhan prioritas, menurut dia adalah kebutuhan yang menentukan masa depan. Misalnya mengeluarkan uang untuk membeli buku, membayar sekolah dan lainnya. Sementara kebutuhan yang hanya keinginan adalah bersifat konsumtif.
Sri Mulyani menuturkan, generasi milenial sangat rapuh terhadap pengaruh lingkungan. Hal ini yang terkadang menjadi godaan anak-anak zaman now.
"Misal sebenarnya kami mau baca buku di perpustakaan, tapi diajak teman untuk ke mal atau untuk nonton film. Godaan-godaan seperti itu yang harus kita hindari. Karena masa depan itu kita sendiri yang menentukan, bukan orang lain," ujar dia.
Sri Mulyani mengatakan, saat ini pemerintah juga telah memiliki program bagi masyarakat mengenai jaminan pendidikan dengan meluncurkan Kartu Indonesia Pintar.
Untuk itu dirinya berpesan kepada generasi muda, terutama dari kalangan ekonomi mampu, untuk bisa memanfaatkan keuangannya lebih produktif. Di sisi lain, masih banyak generasi muda yang perlu bantuan untuk mendapatkan pendidikan.
Advertisement