Sukses

BEI: IHSG Anjlok Bukan karena Aksi Teror Bom Surabaya

BEI menegaskan anjloknya IHSG hari ini bukan karena maraknya aksi teror bom akhir-akhir ini.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini tidak berkaitan dengan teror bom Surabaya dan Sidoarjo yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka anjlok 58,30 poin atau satu persen ke posisi 5.779,80. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.820,58 dan terendah 5.777,20. 

Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan, memang perdagangan saham juga dipengaruhi kondisi keamanan di dalam negeri. Hal ini biasanya akan memengaruhi keputusan yang diambil oleh para investor.

"Ini kan persepsi. Jadi semakin banyak gangguan keamanan yang terjadi, maka persepsi atas keamanan di negara kita semakin menurun. Persepsi itu memengaruhi keputusan si investor. Jadi kita berkepentingan banget, tidak hanya persoalan fundamental emiten. Tapi persoalan persepsi orang terhadap kondisi ekonomi, baik secara makro maupun persepsi terhadap keamanan negara," ujar dia di BEI, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Samsul menjelaskan, jika dilihat dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup menjanjikan. Namun makroekonomi ini juga bisa terpengaruh dari situasi keamanan. Hal tersebut yang membuat investor mengambil keputusan menjual sahamnya terlebih dahulu.

‎"Tapi saya kira, hitungannya bukan masalah hari per hari. Kalau menghitung market itu satu periode waktu. Kalau kita hitung secara year to date kita dilihat dari awal tahun sampai hari ini penurunan market baru 7 persen-8 persen. Artinya, tidak sebesar yang kita bayangkan tiap hari turun 1,2 persen. Itu kan kalau dihitung secara keseluruhan baru 8 persen," jelas dia.

‎Namun, Samsul berharap kondisi keamanan di dalam negeri bisa kembali pulih dan tidak ada lagi aksi-aksi teror seperti yang terjadi belakangan ini. Dengan demikian, investor bisa merasa aman untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Investor sebenarnya sudah cukup immune dengan kondisi ini. Tapi kan harapan kita ini bisa diatasi secepatnya oleh pihak keamanan agar lebih aman dan investor nyaman untuk investasi. ‎Kita harapkan kerja sama pemerintah dan pihak keamanan untuk bisa membuat ini bisa lebih aman. Karena mau enggak mau, kejadian ini buat persepsi yang tidak begitu baik terhadap posisi kemanan Indonesia, bahkan beberapa negara sudah keluarkan travel warning," tandas dia.

2 dari 2 halaman

IHSG Anjlok 57,23 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Pergerakan IHSG ini ikuti bursa saham global.

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Rabu (16/5/2018), IHSG  melemah 57,23 poin atau 0,98 persen ke posisi 5.780,87. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG susut 58,30 poin atau satu persen ke posisi 5.779,80. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,46 persen ke posisi 931,03. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.820,58 dan terendah 5.777,20. Sebanyak 107 saham melemah sehingga menekan IHSG. 95 saham menguat dan 89 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 28.486 kali dengan volume perdagangan 553,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 441 miliar. Investor asing jual saham Rp 33,98 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.089.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,11 persen. Sektor saham infrastruktur merosot 0,69 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan melemah 0,54 persen dan sektor saham aneka industri turun 0,47 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TRIL naik 5,41 persen ke posisi Rp 78, saham TAXI melonjak 5,19 persen ke posisi Rp 142 per saham, dan saham FREN mendaki 4,82 persen ke posisi Rp 87 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham HEAL anjlok 31,08 persen ke posisi Rp 2.550 per saham. Padahal saham HEAL merupakan pendatang baru di BEI. Kemudian saham LPPF susut 3,26 persen ke posisi Rp 8.900 per saham dan saham TLKM tergelincir 2,08 persen ke posisi Rp 3.300 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,97 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,45 persen, indeks saham Shanghai susut 0,47 persen, dan indeks saham Singapura merosot 0,46 persen. Selain itu, indeks saham Taiwan susut 0,02 persen.