Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah mempersiapkan berbagai strategi untuk mengamankan pasokan BBM selama bulan Ramadan hingga arus mudik dan arus balik Lebaran 2018. Tak hanya di jalan arteri, Pertamina juga memberikan perhatian di sepanjang jalan tol.
Fokus Pertamina untuk di jalan tol dikarenakan pada tahun ini pemudik sudah bisa menggunakan jalan tol dari Merak hingga ke Surabaya. Dengan demikian, diperkirakan animo masyarakat untuk menggunakan jalan tol cukup tinggi.
Pertama, Pertamina akan menyediakan mobile dispenser di 13 titik rest area jalan tol yang belum memiliki fasilitas SPBU.
Advertisement
Baca Juga
"Kedua, kita juga sediakan Kios Pertamax dalam bentuk kemasan. Kios ini juga kita sediakan di rest area yang kami perkirakan akan terjadi kepadatan saat arus mudik nanti," terang Direktur Logistik, Supply Chain & Infrastruktur Gandhi Sriwidodo di kantornya, Rabu (16/5/2018).
Selain itu, dijelaskan Gandhi, Pertaminajuga menyediakan layanan mobile dengan kendaraan bermotor di sepanjang jalur tol. Petugas berkendaraan bermotor ini menjadi langkah sukses yang diklaim Pertamina dalam menyediakan BBM di tenagh jalan tol saat terjadi kemacetan.
"Tahun ini kita siapkan 200 kendaraan bermotor untuk satgas yang akan membawa produk BBM dalam kemasan yang akan kita posisikan di jalan tol yang kita prediksi akan alami stag," tambahnya.
Â
Pasokan BBM Pertamina
Seperti dikatehui, dalam mengamankan pasokan BBM ini, Pertamina akan meningkatkan pasokan berbagai jenis produk BBM.
Pertamina memperkirakan penggunaan BBM akan meningkat rata-rata 15 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada BBM jenis Pertalite dari 46 ribu kiloliter menjadi 55 ribu kiloliter (20 persen), disusul Pertamax dari 15 ribu kiloliter menjadi 18 ribu kiloliter (15 persen), Premium dari 24 ribu kiloliter menjadi 26 ribu kiloliter (7 persen).
Sementara untuk Pertamax Turbo dari 787 kiloliter menjadi 820 kiloliter (5 persen), Dexlite dari 1.598 kiloliter menjadi 1.678 Kiloliter (5 persen), Dex dari 485 kiloliter menjadi 504 kiloliter (4 persen) serta Avtur meningkat dari 15 ribu kiloliter menjadi 16 ribu kiloliter (5 persen).
Sementara kebutuhan solar diperkirakan turun dari 35 ribu kiloliter rata-rata harian menjadi 30 ribu kiloliter.
Advertisement