Sukses

Efektifkan Bisnis, 13 BUMN Sepakat Bersinergi

Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, sudah tidak zaman BUMN memonopoli pasar, tetapi berkompetisi karena industri makin berkembang.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 13 BUMN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan juga Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam rangka menyinergikan masing-masing bisnis. 

BUMN tersebut adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), PT Pelindo IV (Persero), Perum Jamkrindo dan PT Hotel Indonesia Natour (Persero).

"Sinergi ini memang saya tekankan dari awal. Jadi waktu saya dilaporkan saya kaget dan senang. Ternyata semua sekarang kok sudah sinergi, betul-betul terbuka untuk bagaimana meningkatkan efisiensi. Sinergi ini pada akhir optimalisasi dari aset negara, dari modal negara," kata Menteri BUMN RI Rini M Soemarno di Kementerian BUMN, Kamis (17/5/2018).

Rini mengingatkan, sudah tidak zaman BUMN itu memonopoli pasar. Saat ini BUMN dituntut untuk berkompetisi, mengingat semakin berkembangnya industri. Oleh karena itu, dalam menghadapi kompetisi ini, jalan satu-satunya harus bersinergi.

Salah satu contoh PKS yang ditandatangani antara Semen Indonesia dan Semen Baturaja dengan BUMN Karya dalam hal penyediaan semen, produk turunan semen dan jasa lainnya. Dengan kerja sama ini, kedua perusahaan semen bisa langsung memasok kebutuhan di seluruh proyek BUMN karya.

Kerja sama pemasokan semen ini tidak hanya ke BUMN Karya, melainkan juga ke BUMN Pelabuhan dari mulai Pelindo I hingga Pelindo IV. Tidak hanya itu, Wijaya Karya dengan Pelindo II juga menandatangani PKS dalam hal pembangunan Pelabuhan Kijing di Pontianak.

"Selama ini kita tidak bisa mengetahui dimana saja proyek BUMN di wilayah Sumatera jadi kami tidak bisa pasok. Dengan adanya PKS ini, semua akan terinfokan, sehingga kami bisa penuhi kebutuhan semennya," tambah Dirut Semen Baturaja Rahmad Pribadi. (Yas)

 

 

2 dari 2 halaman

Sinergi 4 BUMN Tingkatkan Kualitas Industri RI

Sebelumnya, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Barata Indonesia (Persero), PT Surveyor Indonesia (Persero), dan PT Sucofindo (Persero). Kesepakatan ini berisi mengenai sinergi keempat BUMN dalam meningkatkan kualitas industri gula yang dimiliki oleh PTPN III.

Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan antara Direktur Utama PTPN III (holding) Dolly P Pulungan dengan Direktur Utama PT Barata Indonesia (persero) Silmy Karim, Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Bachder Djohan Buddin, dan Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero) M Arif Zainuddin di Kementerian BUMN, hari ini. 

“Dengan adanya sinergi ini dapat memberikan benefit untuk seluruh pihak khususnya dalam pengadaan serta maintenance peralatan pabrik gula dan pemanfaatan limbah scrap seluruh anak usaha PTPN III Holding,” kata Dolly di Kementerian BUMN, Rabu (9/5/2018).

Dolly menambahkan, kerja sama strategis dengan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo terkait pengawasan analisis rendemen tebu dan sertifikasi mutu gula di seluruh wilayah produksi gula PTPN III.

Dia juga berharap dengan kualitas rendemen tebu yang telah diinspeksi dan diuji oleh lembaga inspeksi, pengujian, sertifikasi baik oleh PT Sucofindo atau PT Surveyor Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan kepada pabrik gula dan mendorong pencapaian mutu gula sesuai SNI.

Sementara itu, dalam kerja sama ini, Barata akan menjadi pihak yang membantu PTPN III untuk meningkatan lokal konten dan efisiensi mesin-mesin di pabrik gula yang dimiliki PTPN III. Sebab, selama ini kurang efisiennya produksi karena teknologi yang digunakan sudah cukup lama.

"Kerja sama ini akan meningkatkan peran industri nasional di negeri sendiri. PT Barata dan PTPN holding bersama-sama menindaklanjuti lokal konten, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang peran industri lokal dalam pembangunan ekonomi Indonesia," ujar Dolly. 

Pada akhirnya, sinergi ini bisa meningkatkan efisiensi biaya pengadaan dan maintenance alat-alat untuk pabrik industri agro milik Holding Perkebunan Nusantara dan anak perusahaan. Selain itu, bahan limbah scrap bisa dikelola optimal oleh Barata Indonesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: