Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengaku akan melakukan efisiensi distribusi dalam meningkatkan kinerjanya di 2018. Salah satunya adalah memaksimalkan penggunaan kereta api sebagai moda angkut.
Direktur Utama Semen Baturaja Ramad Pribadi mengatakan, selama ini perseroan sering menghadapi kendala dalam distribusi. Akibatnya, beberapa pesanan yang diterimanya tidak terlayani dengan baik.
"Tadinya kami terbatas jalur kereta api dan seterusnya, mulai Juni ini kita kan jalan secara continue dari Baturaja ke Lampung. Jadi setiap hari kami terima pesanan dan yang tidak tidak terlayani mudah-mudahan bisa terlayani 100 persen," ujarnya di Kementerian BUMN, Kamis (17/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Rahmad mengaku, sebenarnya terjadi perbaikan kinerja operasional perseroan pada kuartal I 2018. Di tengah kondisi kelebihan pasokan, Semen Baturaja membukukan kenaikan EBITDA Margin dari 20 persen menjadi 23 persen.
Akan tetapi, dia menyebut, kelebihan pasokan menyebabkan harga penjualan rata-rata perseroan terkoreksi pada kuartal I 2018. Menurutnya, harga penjualan perseroan terkoreksi 6 persen selama periode tersebut.
Untuk itu, memaksimalkan jalur kereta api ini diharapkan bisa meningkatkan volume penjualan perusahaan dan mampu mengurangi tekanan kinerja perusahaan.
"Kita negosiasi terus dengan kereta api. Kita reaktivasi jalur yang mungkin sudah 20 tahun lebih tidak pernah digunakan. Sekarang ada rel kereta api yang masuk ke pabrik kita di Lampung dari Baturaja jadi kuartal II dan seterusnya akan lebih bagus," dia memungkasi.
Pelemahan Rupiah
Sebelumnya, Semen Baturaja mengekspor semen setengah jadi (klinker) ke Australia. Pada ekspor perdana ini, klinker diangkut dari Pelabuhan Panjang, Lampung, menuju Pelabuhan Bulwer Island, Brisbane, Australia. Proses ekspor ini berlangsung pada Rabu, 9 Mei 2018.
Direktur Utama Semen Baturaja (SMBR), Rahmad Pribadi, mengatakan, sejak Semen Baturaja berdiri pada 1974, baru pada kesempatan kali ini ekspor mulai dilakukan, bersamaan dengan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Terkait pelemahan rupiah yang minggu ini telah menembus 14.000 per dolar AS, Rahmad mengutarakan, hal itu harus disiasati secara cerdas agar bisa menjadi berkah buat perseroan.
Rahmad mengatakan, melemahnya rupiah justru dapat menguntungkan eskportir sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke negara lain.
“Saya pikir saat ini adalah momentum yang paling tepat untuk memulai ekspor, termasuk ekspor klinker yang baru saja kami lakukan,” ujarnya pada 10 Mei 2018.
Rahmad mengemukakan ekspor perdana kali ini merupakan uji pengiriman (trial cargo) dengan volume sebesar 30 ribu metrik ton. Nilainya, menurut Rahmad sekitar USD 1 juta. “Apabila trial cargo berhasil dengan baik, akan diikuti dengan kontrak jangka panjang,” tambahnya.
Pada ekspor perdana kali ini, PT Sucofindo (Persero) menjadi lembaga yang ditunjuk Semen Baturaja sebagai surveyor yang melakukan pengambilan sampling dan analisis klinker yang akan diekspor. Baik pra-muat maupun saat memuat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement