Sukses

Pemerintah Tugaskan Bulog Beli Gula Petani Rp 9.700 per Kg

Penetapan harga gula Rp 9.700 per kilogram (Kg) sudah sesuaikan dengan penurunan harga gula internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk membeli gula dari petani senilai Rp 9.700 per Kilogram (Kg). Penugasan ini juga terbuka bagi perusahaan lain yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN. 

"Gula itu sebenarnya yang kita tugaskan Bulog. Tapi kita lihat saja kalau Menteri BUMN mengatur kerja sama Bulog dengan BUMN lain silahkan. Tapi yang kita tugaskan Bulog," ujar Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Kantornya, Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan penetapan harga gula Rp 9.700 per Kg ini telah menyesuaikan dengan penurunan harga gula internasional.

Penetapan harga gula sebesar Rp 9.700 per kg ini juga untuk menjawab permintaan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Hal itu untuk menaikkan harga pembelian gula dengan pertimbangan keuntungan bagi petani. 

"Harga gula internasional turun. Waktu ditetapkan harga pembelian Rp 9.700 per Kg tahun lalu, harga gula internasional USD 350 sekarang USD 303,” ujar dia.

"Makanya tidak rasional kalau kita justru tidak inefisiensi di mana gitu tapi dibebankan ke situ. Padahal harga internasional turun, kenapa kita jadi naik," tambahnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

2 dari 2 halaman

Sinergi 4 BUMN Tingkatkan Kualitas Industri Gula RI

Sebelumnya, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Barata Indonesia (Persero), PT Surveyor Indonesia (Persero), dan PT Sucofindo (Persero). Kesepakatan ini berisi mengenai sinergi keempat BUMN dalam meningkatkan kualitas industri gula yang dimiliki oleh PTPN III.

Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan antara Direktur Utama PTPN III (holding) Dolly P Pulungan dengan Direktur Utama PT Barata Indonesia (persero) Silmy Karim, Direktur Utama PT Sucofindo (Persero) Bachder Djohan Buddin, dan Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero) M Arif Zainuddin di Kementerian BUMN pada 9 Mei 2018.

“Dengan adanya sinergi ini dapat memberikan benefit untuk seluruh pihak khususnya dalam pengadaan serta maintenance peralatan pabrik gula dan pemanfaatan limbah scrap seluruh anak usaha PTPN III Holding,” kata Dolly di Kementerian BUMN, Rabu 9 Mei 2018.

Dolly menambahkan, kerja sama strategis dengan PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo terkait pengawasan analisis rendemen tebu dan sertifikasi mutu gula di seluruh wilayah produksi gula PTPN III.

Dia juga berharap dengan kualitas rendemen tebu yang telah diinspeksi dan diuji oleh lembaga inspeksi, pengujian, sertifikasi baik oleh PT Sucofindo atau PT Surveyor Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan kepada pabrik gula dan mendorong pencapaian mutu gula sesuai SNI.

Sementara itu, dalam kerja sama ini, Barata akan menjadi pihak yang membantu PTPN III untuk meningkatan lokal konten dan efisiensi mesin-mesin di pabrik gula yang dimiliki PTPN III. Sebab, selama ini kurang efisiennya produksi karena teknologi yang digunakan sudah cukup lama.

"Kerja sama ini akan meningkatkan peran industri nasional di negeri sendiri. PT Barata dan PTPN holding bersama-sama menindaklanjuti lokal konten, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang peran industri lokal dalam pembangunan ekonomi Indonesia," ujar Dolly. 

Pada akhirnya, sinergi ini bisa meningkatkan efisiensi biaya pengadaan dan maintenance alat-alat untuk pabrik industri agro milik Holding Perkebunan Nusantara dan anak perusahaan. Selain itu, bahan limbah scrap bisa dikelola optimal oleh Barata Indonesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: