Sukses

Holding BUMN Migas Terbentuk, Harga Gas Bisa Lebih Murah

Pembentukan holding BUMN migas akan mampu menurunkan harga gas di bawah USD 8 per mmbtu.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah membentuk induk usaha atau holding BUMN migas. Dalam holding ini, PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero) akan digabung dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.

Sampai saat ini, Kementerian BUMN tengah memfinalisasi penggabungan Pertagas ke PGN tersebut. Dijadwalkan RUPS penggabungan ke dua perusahaan tersebut pada 29 Juni 2018.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan banyak keuntungan bagi konsumen gas jika holding tersebut efektif beroperasi.

"Nanti akan ada peningkatan efektifitas dan efisiensi, serta biaya operasi dan investasi sehingga harga gas di bawah USD 8 per mmbtu," kata Jobi di Kementerian BUMN, Senin (21/5/2018).

Untuk itu, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sub holding gas tersebut. Seperti menyambungkan beberapa jaringan gas yang dimiliki perusahaan dan mengoptimalkan pasokan gas.

Diakui Jobi, saat ini jaringan gas, khususnya di Pulau Jawa belum semuanya tersambung. Yang menjadi titik blank spot disebutkan terdapat di wilayah distribusi Semarang-Cirebon-Cilamaya.

"Padahal saat ini kita ada kelebihan gas di Jawa Barat, sedangkan di Jawa Timur itu kekurangan. Kalau bisa integrasi, nanti kita bisa salurkan ke wilayah yang kurang. Makanya kadang kita iri dengan saudara kita PLN yang punya transmisi dari Barat hingga ke Timur," paparnya.

Tidak hanya itu, dalam rencana jangka menengah, perusahaan juga akan meningkat kapasitas dan volume pengelolaan gas yang mencapai 3.000-6.000 mmscfd. Sementara dari pendapatan ditargetkan mampu meningkat USD 1 miliar per tahun.

2 dari 2 halaman

Ini Manfaat Ada Holding BUMN Perbankan di RI

Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengebut proses pembentukan induk usaha atau holding perbankan yang diharapkan bisa terwujud pada tahun ini. PT Danareksa (Persero) akan ditunjuk menjadi induk, sementara anggota holding akan terdiri dari beberapa bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya.

Anggota holding perbankan antara lain, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bahana Sekuritas, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengatakan dengan terbentuknya holding perbankan, jaringan layanan perseroan akan semakin luas. Sebagai contoh, dia menjelaskan, dengan adanya holding ini, ATM perbankan anggota holding bakal terhubung dalam satu sistem. Hal ini membantu bank-bank dengan jaringan ATM yang masih kecil untuk meningkatkan luasan layanan ATM tanpa harus mengeluarkan dana investasi tambahan.

"Sebetulnya yang ada manfaat banyak dengan ada holding adalah Bank BTN. Mengenai IT kita yang tersistem di pusat mungkin sekarang kita yang paling kecil. Jumlah ATM kita yang paling kecil. Sehingga kita bisa memanfaatkan jumlah ATM yang lebih besar tanpa melakukan investasi," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, pada 23 April 2018. 

Lebih jauh Maryono menjelaskan, salah satu tujuan dibentuk holding perbankan adalah untuk meningkatkan tambahan modal bagi masing-masing anggota holding.

"Bisa meningkatkan tambahan modal dari masing-masing anggota holding ini yang tidak perlu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata dia.

"Holding perbankan ini punya tujuan bagaimana kita meningkatkan size dari masing-masing perbankan. Kita bisa mendapatkan pinjaman dari pihak lain, yang berasal dari baik jangka panjang maupun jangka menengah," tandas Maryono.

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka.com