Sukses

Ini Warisan Gubernur BI Agus Martowardojo untuk Perry Wajiyo

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo akan mengakhiri masa jabatan pada Rabu besok.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo akan mengakhiri masa jabatan pada Rabu besok. DPR RI menilai, Agus telah meninggalkan sebuah warisan yang akan banyak dikenang, apa itu?

Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mengatakan, Agus telah memberikan kenang-kenangan berupa selisih nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) yang terbilang besar. Pelemahan nilai tukar rupiah cukup besar saat Agus menjabat hingga menunaikan tugas. 

"Bulan Mei 2013 nilai tukar rupiah di kisaran 9.700 per dolar AS dan saat ini nilai tukar 14.200 per dolar AS. Alhamdulillah, pak Agus memberikan legacy kepada kita nilai tukar sekitar 14.200 per dolar AS," ungkapnya setengah berkelakar saat pertemuan BI dan DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Pelemahan rupiah ini merupakan sebuah notifikasi baru, yang menjadi catatan bagi bangsa ke mana arah mata uang negara ini akan dibawa.

Lebih lanjut, ia pun mempertanyakan, bagaimana langkah BI ke depan untuk mengatasi hal tersebut. Apakah akan melakukan redominasi atau menjalankan strategi lain melalui mekanisme yang ada.

Anggota fraksi Golkar itu juga turut mengutip cadangan devisa (cadev) negara pada Mei 2018 yang tercatat sebesar USD 105 juta. Dengan melemahnya rupiah, jumlahnya pun ikut berkurang USD 7,2 juta.

"Cadev kita bulan Mei 2018 tercatat USD 105, akhir April lalu menjadi USD 124,9 juta. Ini yang menjadi catatan kita semua," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Pencapaian

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo menyampaikan laporan terkait pencapaian kinerja bank sentral selama periode 2013-2018 dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I.

Dalam penyampaian tersebut, dipaparkan berbagai tantangan yang harus dihadapi BI selama lima tahun ke belakang. Agus Martowardojo mengatakan, ini adalah pelaporan terakhir ia beserta kabinet kerjanya di depan para wakil rakyat sebelum mengakhiri masa tugasnya pada Rabu 23 Mei 2018.

"Kita awalnya disumpah oleh DPR RI untuk memegang jabatan di Bank Indonesia pada 24 Mei 2013. Besok merupakan hari terakhir kami bertugas. Kami akan mengakhiri jabatan di Bank Indonesia," kata dia.

Saat pemaparan, dia menyampaikan mengenai akuntabilitas pelaksanaan tugas Agus beserta kabinet kerjanya di BI dari 2013 sampai 2015. Dia mengungkapkan harus mengalami masa-masa awal kerja yang sulit. Hal itu mengingat pada 2013 situasi ekonomi dunia terbilang cukup sulit.

"Berselang dua hari menjabat sebagai Gubernur BK, The Fed memberikan kebijakan longgar sehingga suku bunga meningkat 0 persen hingga 0,25 persen selama lebih tujuh tahun," ujar dia.

Tantangan ekonomi lainnya, ia melanjutkan, yakni ada pelemahan nilai tukar Rupiah akibat aliran modal asing yang tinggi pada Mei-Agustus 2013. Dia menyebutkan, hadirnya ekonomi digital dalam bentuk Financial Technology (Fintech) juga awalnya sempat menjadi kendala tersendiri.

Selain memberikan dampak positif, Agus Martowardojo beranggapan, terdapat pula berbagai pengaruh negatif khususnya bagi bidang ekonomi yang masih konvensional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: