Sukses

BI Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Uang Palsu Saat Ramadan 2018

Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat waspadai peredaran uang palsu saat Ramadan 2018 seiring meningkatnya kebutuhan uang tunai.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat waspadai peredaran uang palsu saat Ramadan 2018. Hal tersebut seiring dengan tradisi meningkatnya kebutuhan uang pada saat Idul Fitri.  

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi mengatakan, saat ini peredaran uang palsu di Indonesia memang semakin kecil. Namun, masyarakat harus tetap waspada mengingat jelang Ramadan banyak oknum menyediakan jasa penukaran uang secara tidak resmi.  

"Saat ini persentase uang palsu itu sebenarnya sudah kecil, sekitar 3 dibanding Rp 1 juta. Tapi tetap saja harus diwaspadai, jangan sampai kita menukar uang dapatnya uang palsu," ujar Rosmaya di Parkiran IRTI, Monas, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Rosmaya mengimbau, jika masyarakat ingin menukar uang sebaiknya datang ke bank atau ke layanan penukaran uang yang telah ditunjuk oleh perbankan. Selain menjamin keaslian uang, penukaran di bank juga tidak dikenai biaya tambahan. 

"Kita ada ini banyak bank kerja sama, ada 15 bank. Datang ke bank, nanti dilayani. Kalau antre sebentar tidak apa-apa, yang penting uangnya asli. Di bank juga tidak dikenai biaya tambahan. Berapa yang Anda tukarkan, itu yang Anda dapatkan," ujar dia.

Rosmaya menambahkan, untuk melihat keaslian uang masyarakat dapat meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang.

Sementara untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan.

"Agar uang ini bisa mudah dikenali maka masyarakat diimbau melakukan 5 jangan yaitu, jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi," kata dia.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Uang Tunai Melonjak

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai sebesar Rp 188,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2018. Kebutuhan ini meningkat jika dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 163,2 triliun.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, kebutuhan uang tunai ini nantinya akan disebar di seluruh Kantor Perwakilan Wilayah BI yang berada di 46 kota.

"Selain itu juga akan kita peruntukkan penukaran uang keliling. Dengan begini, kita pastikan masyarakat bisa mendapatkan uang pecahan kecil yang layak edar," kata Rosmaya di IRTI Monas, Jakarta, Rabu 23 Mei 2018.

Peningkatan jumlah kebutuhan uang tunai ini, diakui Rosmaya, beberapa faktor penyebabnya adalah adanya penambahan cuti Lebaran dan adanya THR PNS.

Dia menjelaskan, untuk layanan penukaran ini sudah tersebar di 160 titik di wilayah Jabodetabek, seperti salah satunya di lapangan parkir IRTI Monas. Sementara secara keseluruhan terdapat lebih dari 1.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk wilayah Jabodetabek, selain di IRTI Monas juga ada di sekitar Stasiun Kota, Pekan Raya Jakarta, Rest Area Km 57 dan masih banyak lokasi lainnya.

Sementara untuk melayani penukaran di daerah, Rosmaya mengaku memiliki program berupa kas keliling dan kas titipan. Kedua hal ini merupakan upaya BI dalam mendistribusikan uang layak edar di daerah-daerah terpencil.

"Salah satunya kita akan adakan kas keliling di Kepulauan Seribu seperti Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan lainnya. Itu akan kita layani pada 24-28 Mei 2018," papar Rosmaya.