Sukses

Mendag: Harga Ayam Naik Bukan karena Kartel

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa kenaikan harga daging ayam lebih dikarenakan pasokan yang berkurang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa kenaikan harga daging ayam lebih dikarenakan pasokan yang berkurang. Ia pun menegaskan harga ayam naik bukan karena ulah kartel.

Enggartiasto mengungkapkan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, tingginya harga daging ayam karena pasokan yang berkurang drastis.

"Harga daging ayam yang semula terjadi kenaikan, dan kenaikan itu karena supply berkurang. Kami semua turun ke pasar, disuplai sekitar 30-40 persen dari total kebutuhan," kata Enggartiasto, di kantornya, Rabu (23/5/2018).

Ia menegaskan, tingginya harga ayam tidak terindikasi oleh kartel. Sebab, menimbun ayam tidak akan menguntungkan.

"Ayam itu tidak mungkin ditahan, ayam hidup harus dikasih makan, ayam mati itu juga, jadi cost kalau ditahan, jadi pasti dilepas. Itu menunjukkan supply berkurang. Jangan ditanya kenapa supply berkurang, pokoknya supply berkurang di pasar," ujarnya.

Dalam waktu dekat akan mengumpulkan pengusaha ayam. Adapun pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang belum bisa meredam gejolak harga daging ayam.

"Nah, kami sudah undang para integrator dan peternak mandiri, mereka kami kasih waktu dalam satu minggu turunkan harga itu. Harganya sudah turun tapi terlalu kecil, makanya kami panggil lagi integrator untuk suplai, gerojokin itu," 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Harga Ayam Naik jadi Rp 40 Ribu per Kg

Sebelumnya, beberapa harga bahan pangan di pasar mengalami pergerakan yang cukup variatif. Ada komoditas yang mengalami kenaikan, ada yang stabil, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.

Dari hasil pantauan Liputan6.com di Pasar Mampang, Jakarta Selatan, bahan pokok yang naik adalah daging ayam dan cabai merah besar.

Daging ayam naik Rp 2.000 per ekornya menjadi Rp 40 ribu dari sebelumnya Rp 38 ribu per ekor. Adapun, cabai merah besar dibanderol di harga Rp 50 ribu per kg, atau naik Rp 1.000 dari sebelumnya.

"Sudah beberapa hari ini ini cabai merahnya harganya tinggi, mungkin karena pasokannya kurang, soalnya kita ambilnya juga sudah tinggi," kata salah satu pedagang, Lastri (43) saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (21/5/2018).

Sementara untuk jenis cabai lainnya tak mengalami perubahan. Cabai merah keriting dijual dengan harga Rp 36 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 35 ribu per kg. Sedangkan untuk harga cabai rawit hijau justru mengalami penurunan Rp 1.000 per kg menjadi Rp 35 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: