Sukses

Kedai Rakyat Bisa Dorong Industri Kreatif dan Kuliner Tumbuh di Sumatera Utara

Kedai Rakyat merupakan penggabungan tiga brand kuliner Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep dan Bobby Nasution.

Liputan6.com, Jakarta Anak serta menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Kedai Rakyat di Medan Sumatera Utara pada Sabtu (26/5/2018). Kedai Rakyat merupakan penggabungan tiga brand kuliner Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep dan Bobby Nasution.

Kehadiran Markobar, Sang Pisang dan Kopi Jolo diharapkan bisa memberi dampak positif bagi bisnis kopi di Sumatera, khususnya Kopi Mandailing yang begitu terkenal di kalangan penikmat kopi.

"Harapannya, industri sejenis ini tidak hanya tumbuh di kota besar seperti Jakarta dan Medan tapi juga sampai ke kota kecil di kampung halaman Bobby di Mandailing," kata Sekretaris Jenderal Hanura Harry Lontung Siregar, seperti dikutip Minggu (27/5/2018).

Dia berharap industri ini bisa menyebar hingga ke pelosok-pelosok nusantara.

Hal senada diungkapkan Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Sihar Sitorus yang mengaku antusias dengan kehadiran industri kreatif dan kuliner di Sumatera Utara.

Dia pun memuji langkah yang diambil Gibran, Kaesang dan Bobby itu. Sihar juga mendorong supaya semakin banyak industri serupa yang muncul di provinsi ini. "Karena faktanya pertumbuhan ekonomi banyak ditopang produk industri kreatif," kata Sihar.

Buat Sihar, anak muda sekarang jangan terpaku pada pekerjaan kantoran saja. Jangan juga hanya mengincar sebagai PNS maupun karyawan swasta. Tapi anak muda sekarang harus mampu juga menggerakan ekonomi kreatif.

"Seperti yang dilakoni Kaesang, Gibran dan Bobby, membuka mata bahwa industri ini memiliki potensi luar biasa," lanjutnya.

Seperti diketahui, Gibran selama ini dikenal dengan kuliner Markobar. Sedangkan Kaesang mulai melejit melalui bisnis kulinernya sang pisang. Sementara Bobby, setelah Veteran Coffee di Kota Binjai, Bobby coba menjajal produk Kopi Jolo di Medan.

Tonton Video Ini:

 

 

 

2 dari 2 halaman

Jurus Kemenpar Bikin Industri Kuliner Indonesia Makin Go International

Kementerian Pariwisata telah menetapkan wisata kuliner sebagai salah satu produk pariwisata unggulan, dan paling mudah didorong untuk melangkah cepat "go international". Selain telah didukung infrastruktur yang memadai, yaitu national food yang melimpah dan destinasi wisata kuliner yang menyebar di seantero Nusantara, industri kuliner Indonesia kini juga didukung para diaspora di mancanegara.

Dalam upaya mendorong industri kuliner Indonesia agar cepat go international, Kemenpar menetapkan program quick wins, di antaranya menetapkan Ubud Bali sebagai destinasi gastronomi berstandar UNWTO dan mem-branding 100 restoran diaspora Indonesia yang tersebar di mancanegara.

Terkait hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata Kemenpar, Rizky Handayani Mustafa menurut informasi yang diterima Liputan6.com beberapa waktu lalu mengatakan, agar industri wisata kuliner Indonesia bisa bersaing di pasar global, tugas utama yang perlu dilakukan saat ini adalah dengan menetapkan standar global.

Sementara itu, Vita Datau Messakh, Tim Percepatan dan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar mengatakan, pemilihan Ubud sebagai destinasi pertama UNWTO Gastronomy Prototype merupakan strategi marketing yang tepat.

“UNWTO merupakan endorser terbaik di dunia untuk bidang pariwisata. Masyarakat dunia akan cepat tahu bahwa Indonesia mempunyai Ubud sebagai destinasi gastronomi kelas dunia berstandar UNWTO,” kata Vita Datau Messakh.