Sukses

Anak Usaha IPC Kembangkan Pasar Internasional Usai IPO

PT Indonesia Kendaraan Terminal akan gelar road show ke luar negeri dalam rangka penawaran saham perdana ke publik atau disebut IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) berambisi mengembangkan pasarnya di kancah internasional demi mewujudkan target menjadi pengelola terminal mobil terbesar kelima di dunia pada 2022.

Sebelumnya, anak usaha dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) ini menawarkan saham perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sekitar 561 juta sahamnya, atau sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh milik perseroan.

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal, Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, pasca-IPO pihaknya akan roadshow secara paralel ke beberapa negara di Asia sampai Inggris untuk memperkenalkan IKT kepada investor luar.

"Kita ke depan akan melaksanakan roadshow paralel karena mengejar Lebaran. Roadshow dilaksanakan di Thailand, Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, dan London. Ada juga beberapa calon investor dari Korea Selatan yang datang ke kita," ujar dia saat konferensi pers di Hotel Mulia, Senin (28/5/2018).

Dia pun mengumumkan, IKT akan melaksanakan paparan publik pada Senin 28 Mei pukul 16.00 WIB di Hotel Mulia, sekaligus membuka penawaran awal dan mengumumkan nominal harga saham per lembar kepada investor dalam rangka IPO.

Sehabis paparan publik tersebut, Chiefy melanjutkan, pada Rabu IKT akan menggelar penguatan untuk menjelaskan berbagai pertanyaan dari calon investor internasional mereka. Adapun salah satu calon mitra strategis IKT, dia menyebutkan, salah satu operator pengelola terminal mobil terbesar di kawasan Asean.

"Kita menawarkan salah satunya kepada operator terbesar di Asean, untuk ikut membeli saham kita. Ketika mereka bergabung, maka dua operator terbesar di Asean nanti bisa bekerjasama secara langsung," tutur dia.

"Sehingga bisa mengembangkan terminal kendaraan di wilayah Asean, Amerika Latin, Afrika, dan pelabuhan-pelabuhan di wilayah tujuan ekspor kita dan ekspor operator tersebut," tambah dia.

Lewat kerja sama tersebut, ia pun menyebutkan, itu akan diawali dengan joint operation dulu sebelum kemudian berkembang menjadi joint venture.

"Kepemilikan sahamnya joint operation dulu, baru jadi joint venture. Itu nanti tergantung dari feasibility setelah dilakukan joint venture," kata Chiefy.

 

2 dari 2 halaman

Indonesia Kendaraan Terminal Lepas 30 Persen Saham ke Publik

Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) berencana melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) atau melantai di bursa saham pada 10 Juli 2018.

Rencananya, perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 561.101.600 saham atau sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menunjuk dua penjamin pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU) yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Sedangkan RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional (International Selling Agent).Direktur Utama IKT, Chiefy Adi Kusmargono mengatakan sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 24 Mei 2018 hingga 22 Juni 2018.

"Penetapan harga IPO diharapkan pada 25 Juni 2018, sedangkan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018," kata Chiefy, dalam acara konferensi pers di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Minggu 27 Mei 2018.

Dia menjelaskan, sebesar 50 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex). "25 persen untuk perpanjangan sewa lahan, dan sisanya untuk modal kerja," ujarnya.

Sesuai rencana, pada 2022, IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perusahaan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.

Pada 2017, IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar.

Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.Adapun nilai aset per akhir 2017 mencapai Rp 336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 miliar dari Rp 79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp 237 miliar dari Rp 185,6 miliar. Sementara itu, current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali.

Sementara itu, rata-rata ROA dalam tiga tahun terakhir mencapai 35,4 persen, margin EBITDA 40,4 persen, ROE 50,6 persen, dan ekuitas terhadap aset 69,8 persen.

Sebagai informasi, IKT adalah anak perusahaan Pelindo II atau Indonesia Port Corporatioan (IPC) yang bergerak dalam pengelolaan terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan.Adapun pelayanan jasanya meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery.

Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99 persen dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Â