Liputan6.com, Jakarta - Harga emas terjatuh pada perdagangan Senin karena penguatan dolar AS. Selain itu, sinyal dari Presiden AS Donald Trump untuk membuka kembali rencana pertemuan dengan Pimpinan Korea Utara (Korut) Kim Jong Un pada bulan depan menurunkan ketegangan geopolitik.
Mengutip Reuters, Selasa (29/5/2018), dolar AS menguat ke level tertinggi pada 2018 dan menekan harga emas sehingga membuat harga emas lebih mahal bagi mereka yang bertransaksi menggunakan mata uang di luar dolar AS.
Harga emas di pasar spot tergelincir 0,3 persen menjadi USD 1.297,70 per ounce pada pukul 1.25 waktu London. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 0,4 persen menjadi USD 1.298,20 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Volume perdagangan pada Selasa cukup rendah karena pasar AS dan Inggris tutup libur nasional. Harga emas telah menemmbus angka di bawah USD 1.300 per ounce sejak akhir pekan lalu.
"Dolar AS melonjak sedikit dan memberikan tekanan terhadap emas," jelas analis TD Securities Bart Melek.
Pada pekan lalu, Presiden Trump mengatakan bahwa ia akan menarik diri dari pertemuan dengan Korut sehingga mendorong harga emas hingga ke atas USD 1.300 per ounce.
Namun dengan adanya sinyal terbaru dari Trump bahwa dirinya kemungkinan akan bertemu dengan Kim Jong Un membuat ketegangan geopolitik mereda sehingga menekan harga emas.
Emas selama ini memang digunakan sebagai instrumen safe haven yaitu instrumen untuk berlindung di saat ketidakpastian.
Â
Tim AS Tiba di Korea Utara
Pada hari Minggu kemarin, Donald Trump mengumumkan bahwa tim Amerika Serikat telah berada di Korea Utara untuk merencanakan pertemuan puncaknya dengan Kim Jong-un.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi bahwa KTT Korea Utara-Amerika Serikat akan berjalan sesuai rencana, yakni pada 12 Juni 2018 di Singapura.
Seperti dikutip dari CBS SF Bay Area, Senin (28/5/2018), Kementerian Luar Negeri AS sebelumnya mengatakan bahwa sebuah tim telah berada di Panmunjom, yang melintasi perbatasan di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.
Seseorang dapat menyeberangi perbatasan kedua negara hanya dengan melangkahi garis bercat, namun bergerak melampaui beberapa langkah ke utara di Panmunjom jarang dilakukan oleh para pejabat AS.
Rencana pertemuan Kim Jong-un dan Trump maju mundur setelah pada Kamis lalu presiden ke-45 itu mengumumkan pembatalan sepihak. Namun, tidak lama, Trump menyatakan bahwa KTT Amerika Serikat-Korea Utara tidak menutup kemungkinan dapat terlaksana.
Dalam pernyataan terbarunya, Trump tidak hanya mengumumkan bahwa sebuah tim telah tiba di Panmunjom, ia juga mengungkapkan kepercayaannya kepada Korea Utara.
Sementara itu, di Semenanjung Korea, perkembangan baru tercipta pasca-pertemuan Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk kedua kalinya. Tatap muka keduanya berlangsung di Panmunjom pada hari Sabtu lalu.
Dalam pernyataannya, Presiden Moon menegaskan bahwa Kim Jong-un berkomitmen melakukan pertemuan dengan Trump dan denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.
Advertisement