Liputan6.com, Natuna - PT PLN akan mulai membangun kabel listrik bawah laut 150 kv yang menghubungkan Sumatera Selatan dan Bangka Belitung pada tahun ini. Kabel laut itu bisa membawa listrik 120 megawatt (MW) dari Sumsel ke Bangka Belitung.
"Sekarang sedang proses lelang, ditargetkan tahun ini sudah mulai kontruksi, " kata Direktur Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto di Natuna, seperti dikutip Rabu (30/5/2018).
Baca Juga
Untuk membangun kabel listrik ini, lanjut Wiluyo, BUMN kelistrikan itu mengalokasikan dana sebesar Rp 1,2 triliun. "Ditargetkan sudah bisa beroperasi pada 2020," paparnya.
Advertisement
Wiluyo berharap dengan adanya kabel laut ini bisa menekan biaya produksi listrik (BPP) di Bangka Belitung.
Menurut catatan PLN, Bangka Belitung saat ini tercatat sebagai provinsi dengan BPP tertinggi di Sumatera.
Hal itu disebabkan, sistem kelistrikan di wilayah itu masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sementara listrik yang disalurkan dari Sumsel berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang yang BPP-nya jauh lebih murah.
Bahkan menurut perhitungan PLN, mengalirkan listrik lewat kabel laut ini masih lebih murah ketimbang perseroan membangun PLTU di Bangka Belitung.
"Saat ini BPP di Bangka Belitung Rp 2.600 pwr kWh. Lewat kabel laut, BPP bisa turun jadi Rp 1.800 per kWh, " tutur dia.
Â
Jurus PLN Menjahit Pulau Lewat Kabel Laut
PT PLN (Persero) berencana membangun kabel laut 20 kV untuk melistriki pulau-pulau sekitar Batam, Bintan dan Dabo. Langkah ini dilakukan seiring dengan semakin kuatnya pasokan listrik di wilayah tersebut.
Pasokan listrik lewat kabel laut juga diyakini bisa menekan biaya produksi listrik di pulau-pulau sekitar Batam, Bintan dan Dabo.
"PLN mengharapkan dukungan secara penuh dari pemerintah daerah sehingga proyek menjahit pulau tersebut bisa selesai tepat waktu, " kata Direktur Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto di Natuna, seperti dikutip Rabu (30/5/2018).
Untuk mendukung rencana tersebut, lanjut Wiluyo, PLN bakal memperkuat listrik Bintan dengan membangun pembangkit baru dengan kapasitas 30 megawatt (MW).
Proyek pembangkit berbahan gas tersebut akan digarap oleh kontraktor listrik swasta (IPP) dengan total investasi Rp 1,1 triliun.
"Satu pembangkit ditaruh di pulau besar. Pulau kecil di sebelahnya ditarik pakai kabel laut. Itu jauh lebih murah dan efisien daripada kita gunakan genset untuk listriki pulau tersebut," papar dia.
Wiluyo menambahkan, saat ini daya mampu sistem mencapai 211 megawatt (MW) dengan beban puncak 75 MW. Didukung dengan sistem interkoneksi Batam-Bintan dan jaringan tegangan tinggi 150 kV yang membentang hingga Kijang, cadangan listrik yang tersedia di Bintan sebanyak 136 MW.
"Ini juga sangat cukup untuk mendukung apapun program pemerintah daerah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong pariwisata," terangnya.
Tonton Video Ini:
Advertisement