Sukses

Pemerintah Australia Restui Adaro Akusisi Tambang Rio Tinto

Untuk mengakusisi 80 persen saham Rio Tinto di ‎Kestrel, Adaro bersama mitranya membutuhkan investasi sebesar USD 2,25 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan mitranya EMR Capital akan mengembangkan penambang batu bara di Australia. Cara pengembangan ini dengan mengakuisisi lokasi pertambangan milik Rio Tinto.

Direktur Adaro Moh Syah Indra Aman mengatakan, perusahaan telah mendapat restu dari Pemerintah Australia untuk mengakusisi 80 persen tambang batu bara ‎Kestrel yang dioperasikan Rio Tinto.

"Persetujuan Pemerintah Australia sudah keluar minggu lalu," kata ‎Indra, di Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Untuk mengakusisi 80 persen saham Rio Tinto di ‎Kestrel, Adaro bersama mitranya membutuhkan investasi sebesar USD 2,25 miliar. Dengan porsi Adaro 48 persen dan EMR 52 persen.

Sumber pendanaan Adaro Energy berasal‎ dari internal perusahaan 30-40 persen, sisanya berasal dari pinjaman bank luar negeri dan dalam negeri. Sementara penyelesaian pendanaan (financial close) ditargetkan pada kuartal III 2018.

‎Kestrel memproduksi batu bara kokas keras sebesar 4,25 juta ton (berdasarkan kepemilikan 100 persen) pada 2017. Tambang itu memiliki cadangan yang dapat dipasarkan sebesar 146 juta ton. Serta sumber daya sebesar 241 juta ton per 31 Desember 2017.

2 dari 2 halaman

Bagi Dividen

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membagikan dividen tunai 2017. Perseroan akan membagikan dividen tunai Rp 65,39 per saham.

Mengutip keterbukaan infomrasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/5/2018), pembagian dividen tersebut mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 4 Mei 2018 sebesar Rp 13.943 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Total dividen tunai final yang dibagikan perseroan Rp 2,09 triliun untuk 31.985.962.000 lembar saham atau Rp 65,39 per saham," ujar Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk Mahardika Putranto.

Sebelumnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyetujui rencana pembagian dividen tunai final sebesar USD 250 juta atau setara Rp 3,47 triliun (estimasi kurs 13.900 per dolar AS) untuk tahun buku 2017.

Jumlah tersebut naik 150 persen jika dibanding dengan pembagian dividen untuk tahun buku 2016.Pembagian tersebut termasuk dividen tunai interim sebesar USD 100 yang telah dibayarkan pada 12 Januari 2018 silam.

Jumlah dividen uang dibagikan tersebut merupakan 51 persen dari perolehan laba tahun lalu sebesar US$ 483,3 juta.Adapun sisa laba bersih perseroan akan disisihkan sebagai cadangan, seperti yang diatur dalam Pasal 70 UU No 40 Tahun 2017.

Separuh lainnya dialokasikan sebagai laba ditahan. Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyatakan, pembagian dividen ini merupakan kewajiban perusahaan untuk para pemegang saham atau Stakeholders.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: