Sukses

George Soros Kampanyekan Referendum Kedua untuk Brexit

Best For Britain yang merupakan kampanye anti Brexit yang dinahkodai oleh George Soros bakal resmi dipublikasikan.

Liputan6.com, Jakarta - Best For Britain yang merupakan kampanye anti Brexit yang dinahkodai oleh George Soros bakal resmi dipublikasikan pada peringatan satu tahun referendum Brexit. Rencananya, kampanye ini akan diluncurkan pada Jumat depan atau tepatnya pada 8 Juni.

"Hal ini menjadi peta jalan untuk menghentikan Brexit," jelas salah satu anggota senior Best For Britain kepada Business Insider.

Soros yang merupakan salah satu investor global kawakan dan seorang filantropis dalam sebuah pidatonya di Paris pada Senin kemarin mengatakan bahwa ia tengah mengkampanyekan referendum kedua untuk Brexit.

Di referendum ini diharapkan bisa membatalkan keluarnya Inggris dari Uni eropa.

"Harus dicari dan memperjuangkan yang terbaik untuk Inggris, termasuk salah satu opsi untuk tidak keluar sama sekali. Pilihan ini akan baik bagi Inggris dan juga Eropa," jelas Soros seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (30/5/2018).

Sebenarnya, Soros tidak menyatakan dengan pasti kapan kampanye Best For Britain akan dimulai. Namun Business Insider mendapat kabar bahwa kampanye tersebut akan dimulai pada 8 Juni.

Tanggal tersebut cukup keramat karena merupakan hari tepat satu tahun dimana referensum Brexot dilakukan pada 2017 dan Theresa May kehilangan dukungan.

Berdasarkan Independent UK, miliarder asal Hongaria ini telah menyiapkan dana sebesar 100 ribu pound sterling. Sebelumnya, ia juga telah memberikan sumbangan sebesar 400 ribu pound sterling.

George Soros memang dikenal vokal menentang Brexit dan semakin yakin, bahwa rakyat Inggris membuat kesalahan setelah berlarut-larutnya perundingan yang saat ini sedang berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan George Soros

Sebelum referendum, miliarder dunia ini mengungkapkan bahwa Brexit yang merupakan kependekan dari British Exit tersebut berpotensi membuat nilai tukar pound terjatuh.

Soros yang mampu mengumpulkan keuntungan hingga US$ 1 miliar dari devaluasi pound pada 1992, mengingatkan kemungkinan jika Inggris keluar dari Uni Eropa akan membawa risiko yang cukup besar kepada pound.

"Saya ingin orang tahu konsekuensi dari meninggalkan Uni Eropa sebelum mereka mengambil keputusan," kata Soros seperti ditulis oleh Koran Guardian. "Pound bisa jatuh 15 persen dan mungkin bisa mencapai 20 persen." imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.