Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mampu menguat pada perdagangan Rabu karena adanya data perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, belum adanya kepastian politik di Italia juga ikut mendorong kenaikan harga emas.
Mengutip Reuters, Kamis (31/5/2018), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke level USD 1.301,18 per ounce pada pukul 15.03 waktu London. Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni naik 0,1 persen menjadi USD 1.300 per ounce.
Departemen Perdagangan AS mengeluarkan estimasi bahwa angka pertumbuhan ekonomi AS meningkat 2,2 persen. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan estimasi sebelumnya yang ada di angka 2,3 persen.
Advertisement
Baca Juga
Melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara dengan perekonomian tersebut di dunia ini tentu saja memberikan tenaga kepada emas karena kemungkinan besar mampu menahan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.
Memang, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadi mimpi buruk bagi emas karena harus bertarung dengan obligasi yang memberikan keuntungan imbal hasil dan kenaikan harga.
Adanya estimasi dari Departemen Perdagangan AS tersebut mendorong pelemahan dolar AS sehingga jatuh ke level terendah dalam lebih dari 6 bulan. Pelemahan nilai tukar dolar AS ini juga menjadi tenaga bagi logam mulia karena harga emas akan lebih murah bagi investor yang bertransaksi dengan menggunakan mata uang di luar dolar AS.
"Risiko kenaikan suku bunga AS sebenarnya masih tinggi tetapi ada sedikit bantuan dengan pengumuman angka inflasi ini," jelas konsultan dari Quantitative Commodity Research, Peter Fertig.
Â
Geopolitik
Sementara itu, Italia masih mencari jalan keluar dari kekacauan politik dengan mencoba membuat liga koalisi baru antara pemerintah dengan Liga Sayap Kanan.
Analis memperkirakan ketidakpastian di Italia menjadi solusi jangka menengah bagi harga emas untuk terus melambung. Emas selalu menjadi instrumen lindung nilai di saat ada ketidakpastian geopolitik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement