Liputan6.com, Jakarta Sebagai founder hedge fund terbesar di dunia sekaligus miliarder, Ray Dalio berhasil catatkan asset kekayaan sebesar USD 16 miliar atau Rp 2,2 triliun (1 USD=13.800). Dalio kemudian membagikan resep bagaimana dirinya bisa mencapai kesuksesan.
Melansir dari laman CNBC, Minggu (3/5/2018) Dalio menyebutkan 2 resep ini berhubungan dengan kesadaran diri yang mana setiap orang bisa mengikutinya dengan mudah. Lantas apa saja 2 kebiasaan buruk yang perlu ditinggalkan untuk raih kesuksesan?
Berikut penjelasannya:
Advertisement
Baca Juga
1. Mendengarkan Ego Anda
Kebiasaan buruk yang perlu ditinggalkan bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan, menurut Dalio ialah dengan meninggalkan ego pribadi. Seringkali menurut dia, kita diliputi oleh perasaan ingin benar sendiri tanpa mengindahkan pendapat orang lain.
"Kebiasaan kita yaitu sering yakin dengan opini kita tanpa terlebih dahulu mengujinya. Kita bahkan sering lupa untuk melihat kesalahan kita dan kelemahan kita," tuturnya.
Dalio berujar pentingnya untuk tetap tidak merasa tinggi dan ingin terus belajar dari orang lain. Ini kemudian menjadikan siapapun tidak merasa senior maupun lebih tinggi dari seseorang yang mereka hadapi hari demi harinya. Ia menambahkan cobalah lihat kritik ataupun masukan sebagai saran yang membangun bukan sebagai serangan. Ini hal yang miliarder selalu praktikan dalam hidup mereka, kata Dalio.
"Tentu hal ini sangat berperan besar, karena saya suka sekali dengan feedback. Karena tanpa adanya masukan atau opini dari orang lain, hubungan kita tak akan berkembang," tandas dia.
2. Tidak Sadar Kekurangan Anda
Saran kedua menurut Dalio ialah tidak sadar apa potensi diri. Dalio berpendapat kesalahan fatal yang sering diucapkan oleh banyak orang adalah bahwa mereka bisa melakukan segalanya.
Ia menambahkan bahwa setiap dari kita memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Oleh karena itu pentingnya untuk saling belajar dan mendengarkan orang lain.
"Orang lain mungkin lebih baik saat melihat gambar yang lebih besar, sedangkan yang lain bisa saja bagus ketika melihat hal detail. Beberapa yang lain jago berpikir linier dan sedangkan yang lain baik dalam berpikir lateral," ujar Dalio.
Psikolog Adam Grant setuju bahwa perbedaan opini bisa memperbaiki generasi tertentu dan tempat saling belajar serta bertukar pikiran.
"Bukti telah menunjukan bahwa opini dari minoritas sekalipun dapat berdampak baik meskipun pendapat mereka tidaklah benar. Hal ini karena dapat menjadikan Anda mempertanyakan kembali pendapat Anda, mengecek kembali kriteria Anda, serta mempertimbangkan ulang ide-ide Anda. Ini memperkaya pikiran dan menstimulasi perbedaan pikiran yang baik," tegasnya.
Advertisement