Sukses

Nelayan hingga Korban Bencana Gunung Gamalama Kini Bisa Tempati 302 Rusus di Maluku Utara

Pembangunan Rusus Nelayan dilakukan di lima lokasi berbeda dengan jumlah 50 unit setiap lokasinya.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 302 unit Rumah Khusus (Rusus) di Provinsi Maluku Utara. Pembangunan rusus tersebut ditujukan bagi nelayan lokal, serta para korban bencana lahar dingin Gunung Gamalama di Kota Ternate.

Pembangunan Rusus Nelayan dilakukan di lima lokasi berbeda dengan jumlah 50 unit setiap lokasinya. Sementara Rusun bagi korban bencana dibangun di Kelurahan Tubo Kota, Ternate sebanyak 52 unit.

Mengutip data Kementerian PUPR, Senin (4/6/2018), semua Rusus kini telah terhuni dan dibangun dengan ukuran tipe 36 m persegi. Total anggaran yang keluar diperkirakan sebesar Rp 63,1 miliar melalui anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR.

Penyediaan Rusus nelayan oleh Kementerian PUPR di berbagai kawasan nelayan di Indonesia bertujuan untuk mengurangi backlog perumahan, dan membantu nelayan yang umumnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa memiliki rumah layak huni.

Selain itu, kawasan pemukiman para pencari ikan ini juga lebih tertata baik atau tidak kumuh.

Secara nasional, Kementerian PUPR selama periode 2015-2017 telah menyediakan sebanyak 17.844 unit rusus dengan anggaran Rp 994,6 miliar. Dengan rincian, terbangun 6.713 unit pada 2015, 6.048 unit pada 2016 dan 5.083 unit pada 2017.

Untuk 2018, Kementerian PUPR sendiri akan menambah ketersediaan rumah khusus sebanyak 4.550 unit dengan anggaran Rp 719,6 miliar. Sebaran lokasi pembangunannya sebagian besar yakni 63,4 persen berada di kawasan timur Indonesia.

2 dari 2 halaman

Kementerian PUPR Akan Bangun 15 Rusun di Sumatera Barat Tahun Ini

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 14 rumah susun (rusun) di Sumatera Barat (Sumbar) pada periode 2015-2017. Untuk tahun ini, akan dibangun 15 rusun yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Tanah Minang dengan anggaran total sekitar Rp 120 miliar. 
 
Adapun Kementerian PUPR terus membangun banyak rusun untuk memberikannya kepada berbagai kalangan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), nelayan, pekerja, mahasiswa/santri, dan aparatur sipil negara. 
 
Hunian tipe vertikal yang nantinya akan lanjut dibangun di Sumatera Barat berlokasi di berbagai tempat. Seperti di Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Kejaksaan Tinggi Sumbar, Rusun MBR Kota Sijunjung, Rusun MBR Kabupaten Pesisir Selatan, dan Rusun MBR Kota Solok. 
 
"Rusun-rusun itu ditargetkan selesai pada November 2018. Untuk pembangunan rusun, rata-rata membutuhkan waktu delapan bulan," ujar Direktur Rumah Susun, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Kuswardono, seperti dikutip Selasa (22/5/2018),
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin juga meresmikan eumah susun, Masjid Hj Yuliana di Kawasan Pesantren Modern Terpadu Prof Hamka, Kota Padang, Sumatera Barat. Pada saat bersamaan, dilakukan juga peresmian terhadap satu gedung SMP dan satu gedung SMA di tempat itu.
 
Dalam sambutannya, dia mengenang sosok Buya Hamka yang merupakan tokoh besar bagi masyarakat Minang, Indonesia, dan bahkan diakui di mancanegara. 
 
"Pesantren Modern Terpadu (PMT) adalah bukti nyata bahwa cita-cita almarhum Buya Hamka telah berhasil menembus waktu dan generasi. Harapan saya agar PMT menjadi ladang subur bertumbuhnya santri yang berakhlak mulia, berakhlakul karimah, yang tangguh dan ulet dan selalu optimis yang akan membahwa Indonesia menjadi negara Baldatun Thoyibatun Wa Rabbun Ghofur," kata Jokowi.
 
Dia turut memuji kondisi serta fasilitas yang tersedia di dalam rusun selepas meninjaunya. "Gedungnya rapi dan mebelnya bagus, kuat dan kokoh,” ungkapnya.