Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengatakan sejauh ini, konstruksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung baru mencapai 5 persen. Sementara progres pembebasan lahannya hingga saat ini sudah sekitar 70 persen.
"Masih kecil karena kan diawal persiapan dulu, persiapan lahan, tempat pabrikasi, untuk beberapa terminal sudah kita mulai di Halim satu, di Walini ada tiga, yang lainnya masih bentuk beton balok yang besar dan persiapan precast yard sudah proses," ungkap Dirut KCIC, Chandra Dwiputra di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Lebih jauh kata Chandra, perusahaan menargetkan progres konstruksi atau pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa mencapai 25 persen hingga akhir tahun ini.Â
"(Pembebasan lahan) harus sudah 100 persen di akhir tahun,"Â tegasnya.Â
Terkait pendanaan proyek, Chandra mengatakan, saat ini KCIC tengah mengurus proses pencairan dana untuk pengerjaan proyek.
"Ini sedang kita proses, kita proses ke Chinanya. Kita harapkan cair tahun ini, cair dua kali lagi, saya enggak hafal angkanya, kira-kira tahun ini," pungkasnya.Â
Â
Reporter :Â Wilfridus Setu Embu
Sumber : Merdeka.com
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Maret 2021
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan, mulai bulan ini pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan berjalan secara masif. Terutama di titik-titik yang akan dibangun terowongan (tunnel). Setidaknya ada 13 titik terowongan yang nanti menjadi jalur kereta cepat tersebut.
Rini mengaku percepatan proyek ini tidak terlepas dari cairnya pinjaman pendanaan dari China Development Bank (CDB) pada akhir pekan lalu untuk tahap pertama. Pencairan pertama sebesar US$ 170juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun.
"Jadi nanti mulai Maret 2021. Pengennya sih akhir 2020 tapi kan butuh commisioning dan itu butuh waktu tiga bulan, seperti LRT kemarin," kata Rini saat mengunjungi proyek Kereta Cepat di Kilometer (Km) 3 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, pada 2 Mei 2018.
Meski ini baru tahap pertama, ditargetkan dalam waktu dua bulan ke depan pencairan pinjaman bakal mencapai US$ 1 miliar.
Mengenai lahan, Rini mengungkapkan memang ini menjadi kendala. Namun, dirinya optimistis, dengan perkembangan yang ada, 142 km jalur kereta cepat ini akan rampung pada akhir Mei 2018.
"Jadi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita tidak mau narik kalau tidak butuh," ujar Rini.
Advertisement