Sukses

Cegah Terjebak Macet, Pemudik Disarankan Gunakan Aplikasi Mudik

Masyarakat Transportasi Indonesia berharap tragedi Brexit seperti dua tahun silam tidak akan terulang kembali.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyarankan pemudik untuk memanfaatkan aplikasi mudik demi kenyamanan. Penggunaan aplikasi dinilai sangat membantu pemudik, antara lain agar tidak terjebak kemacetan.

“Manfaatkan informasi mudik. Melalui aplikasi seperti itu, jika macet misalnya, pemudik bisa memilih jalur lain. Seperti non tol di Pantura atau Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS),” kata Ketua MTI Moda Darat Djoko Setijowarno di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Djoko menilai, mudik kali ini tidak berbeda jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dia tetap berharap kelancaran arus lalu lintas bisa dijaga.

Selain melalui aplikasi mudik tadi, juga karena pemerintah membuka beberapa tol serta adanya layanan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) yang ditingkatkan Pertamina hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Karena itulah, diharapkan tragedi Brexit seperti dua tahun silam tidak akan terulang kembali.

“Untuk tol, yang penting adalah pengaturan di hulu dan hilir oleh polisi. Kalau terlalu padat, tidak boleh masuk. Keluarnya juga sama. Apalagi sekarang ada tambahan jalur ke selatan. Kalau dulu Pejagan, sekarang tol Adiwarna Tegal juga bisa ke selatan,” lanjut dia.

Terkait dukungan Pertamina dalam pendistribusian BBM, menurut Djoko juga sangat membantu. Berbagai layanan Pertamina, bisa memudahkan pemudik mendapatkan BBM.

Misalnya saja melalui layanan Motoris Kemasan yang bisa mengantarkan BBM kepada pemudik yang terjebak macet di jalan tol atau KiosK Pertamax yang menyediakan BBM dalam bentuk kemasan.

“Motoris Kemasan tersebut sangat membantu. Yang penting pengaturannya, jangan sampai malah menimbulkan kecelakaan. Pengemudinya harus benar-benar diberitahu, jangan mempergunakan jalur sembarangan. Motoris Kemasan itu bisa pakai jalur darurat saja,” lanjut Djoko.

Begitu pula dengan KiosK Pertamax yang menyediakan BBM jenis Pertamax dalam bentuk kemasan 10 liter. Menurut Djoko, layanan tersebut tidak hanya mempermudah pemudik memperoleh BBM, namun juga lebih aman.

“Itu lebih baik daripada pengemudi bawa BBM sendiri yang tentu berbahaya. Yang penting, penyediaan tidak hanya di Pantura tetapi juga jalur selatan,” kata dia.

Dalam mudik kali ini, Pertamina memang menyiapkan berbagai layanan tambahan. Selain pengoperasian SPBU, Pertamina juga menambah layanan lain di Sumatera dan Jawa. Yaitu, 13 unit Serambi Pertamax, 60 unit KiosK Pertamax, 200 unit Motoris Kemasan, 105 unit Kantong BBM, dan 16 unit Mobil Dispenser. (*)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada, Ini Daftar Tol yang Diramal Macet Parah pada Mudik 2018

Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan ada beberapa pintu tol yang mengalami lonjakan volume kendaraan pada arus mudik 2018 sehingga menimbulkan kemacetan panjang. Untuk mengatasinya, BPJT akan mengatakan pengaturan khusus di gerbang yang berpotensi macet panjang.

Dikutip dari bahan presentasi Kementerian PUPR, Rabu (6/6/2018), BPJT memperkirakan akan ada kenaikan lalu lintas di jalan tol pada Lebaran 2018 terhadap lalu lintas normal dengan kenaikan rata-rata 87 persen untuk arus mudik dan 90 persen untuk arus balik.

BPJT memperkirakan akan terjadi lonjakan tinggi pada beberapa gerbang tol Paliaman, Merak, dan Banyumanik.

Rinciannya, untuk Gerbang Tol Palimanan akan melonjak hingga 478 persen dari arus normal yang di angka 12.901 kendaraan per hari.

Adapun gerbang tol Merak akan naik 163 persen dari arus normal yang biasanya di sekitar 7.345 kendaraan per hari.

Adapun untuk gerbang tol Banyumanik diperkirakan akan mengalami lonjakan hingga 176 persen dari arus normal yang di angka 15.373 kendaraan per hari.

Di luar itu juga ada terbang tol yang justru diperkirakan akan mengalami penurunan arus, yaitu di Brebes Timur sebesar 47 persen dari arus normal di angka 11.673 kendaraan per hari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.