Sukses

Masuk Era Industri 4.0, Ini Bedanya RI dengan Jepang

Wapres JK meminta agar era industri 4.0 jangan hanya mengandalkan robot, tapi juga melibatkan peran manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) meminta agar di era revolusi industri ke-4 atau disebut juga Industri 4.0 tidak hanya mengandalkan robotik. Dia meminta agar peran manusia terus ada dalam sistem industri di Indonesia.

"Peranan manusia, peranan pekerja, peranan inovatif tetap menjadi inti dari semua itu. Karena apabila tidak ada pekerja siapa yang berpenghasilan," tegas JK di Hotel Bidakara, Kamis (7/6/2018). 

"Apabila tidak ada yang berpenghasilan siapa yang membeli barang yang dihasilkan oleh robot atau otomatisasi? Kita harus menggabungkan hal-hal tersebut untuk menjadikan suatu sikap atau menjadi ciri kebangsaan kita," dia menambahkan. 

JK menilai di era Industri 4.0 ini, kata JK tidak melulu menggunakan robotik. Pasalnya jika hanya mengandalkan robotik tidak ada konsumen yang akan membeli produk tersebut.

"Ketika masuk revolusi ke-4, maka semuanya harus otomatisasi, harus robotik, tentu tidak. Tetapi pertanyaannya, apabila industri semua punya otomatisasi, bekerja robot, dan siapa konsumennya? Siapa yang mendapat penghasilan? Siapa yang membeli?," katanya. 

Ia lebih jauh menjelaskan, Indonesia masih menganut sistem ekonomi campuran, yaitu masyarakat masih melakukan pekerja industri sehingga dapat membeli produk yang dihasilkan oleh sistem robotik.

"Karena itulah, ekonomi kita menjadi ekonomi campuran. ada yang maju, tapi di lain pihak, kita menjaga masyarakat untuk bekerja dengan baik, dengan pendapatan yang baik sehingga dapat membeli produk yang dihasilkan oleh sistem robotik, sistem otomatisasi,"terangnya. 

Berbeda dengan Jepang, diakui JK, yang memiliki lapangan kerja yang sedikit. Teknologi yang memberikan lapangan kerja.

"Kita berbeda dengan Jepang. Jepang menjadi old countries, dia menjadi negara yang berpenduduk lebih lama, lebih tua sehingga lapangan kerjanya memang tidak banyak, maka teknolog ilah yang memberikan lapangan kerja," pungkas JK. 

 

Reporter :  Intan Umbari Prihatin

Sumber : Merdeka.com

2 dari 4 halaman

Jokowi-JK Rampungkan 30 Proyek Strategis Nasional Senilai Rp 94,8 Triliun

Pemerintah di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) hingga 2017 mencatatkan pencapaian dengan menyelesaikan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) senilai Rp 94,8 triliun.

Mengacu data dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), hingga 2016 Jokowi-JK terhitung sudah merampungkan 20 PSN di seluruh Indonesia dengan total nilai Rp 33,3 triliun. Sementara pada 2017, 10 proyek fisik strategis lain dengan biaya Rp 61,5 triliun ikut terselesaikan.

Menanggapi capaian itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono angkat bicara. Ia menuturkan, pemerintah terus berupaya menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang terhitung bisa segera diselesaikan. 

"Sekarang ini kita menyelesaikan semua pekerjaan dan program yang bisa diselesaikan. Tapi tidak semua bisa diselesaikan 2018 atau 2019, karena memang itulah infrastruktur, asal tidak mangkrak. Lain ya belum selesai dengan mangkrak," ujar dia saat kunjungan kerja di Bendungan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 24 Mei 2018. 

Sebanyak 20 PSN yang selesai pada 2016 itu tersebar di beberapa titik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTT, hingga Papua. Adapun proyek fisik yang menghabiskan biaya terbesar ialah Pelabuhan Kalibaru, Jakarta, dengan total dana sebanyak Rp 12 triliun.

Sementara untuk 10 PSN yang tuntas pada tahun lalu berada di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan NTT. Proyek yang paling memakan biaya adalah pengembangan fasilitas produksi gas di Lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur, senilai Rp 45,5 triliun.

Lebih lanjut, Basuki belum bisa menyebutkan secara pasti, ada berapa proyek strategis nasional yang bisa dirampungkan pada tahun ini. Namun, tambahnya, Kementerian PUPR menargetkan ada sekitar delapan bendungan yang selesai pengerjaannya pada 2018.

"Kalau bendungan ada delapan yang selesai, ini (Bendungan Kuningan) salah satunya. Selain itu ada juga bendungan di Tanju, Mila, Rotiklot, Sei Gong, Logung, Gondang, sama Paselloreng," ujar Basuki.

3 dari 4 halaman

Daftar Proyek Strategis Nasional

Berikut rincian daftar 20 Proyek Strategis Nasional yang selesai pada 2016:

1. Jalan Tol Gempol-Pandaan (14 km), Jawa Timur (Rp 1,47 triliun)

2. Bandara Sentani, Jayapura, Papua (Rp 1,47 triliun)

3. Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara (Rp 1,39 triliun)

4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (Rp 1,67 triliun)

5. Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah (Rp 1,39 triliun)

6. Bandara Matahora, Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Rp 662 miliar)

7. Bandara Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (Rp 662 miliar)

8. Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta (Rp 4,7 triliun)

9. Pelabuhan Kalibaru, Jakarta (Rp 12 triliun)

10. Pipa Gas Belawan-Sei Mangkei,  (Rp 1,2 triliun)

11. PLBN dan SP Entikong, Kalimantan Barat (Rp 152 miliar)

12. PLBN dan SP Mota'ain, Nusa Tenggara Timur (Rp 82 miliar)

13. PLBN dan SP Motamassin, Nusa Tenggara Timur (Rp 128 miliar)

14. PLBN dan SP Skouw, Jayapura, Papua (Rp 166 miliar)

15. Bendungan Paya Seunara, Aceh (Rp 57 miliar)

16. Bendungan Rajui, Aceh (Rp 138 miliar)

17. Bendungan Jatigede, Jawa Barat (Rp 4,82 triliun)

18. Bendungan Bajulmati, Jawa Timur (Rp 454 miliar)

19. Bendungan Nipah, Madura (Rp 213 miliar)

20. Bendungan Titab, Buleleng, Bali (Rp 496 miliar)

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Berikut rincian daftar 10 Proyek Strategis Nasional yang selesai pada 2017:

1. Jalan Tol Soreang-Pasir Koja (11 km), Jawa Barat (Rp 1,5 triliun)

2. Jalan Tol Mojokerto-Surabaya (36,3 km), Jawa Timur (Rp 4,98 triliun)

3. Jalan Akses Tanjung Priok (16,7 km), Jakarta (Rp 6,27 triliun)

4. Bandara Raden Inten II, Lampung (Rp 1,47 triliun)

5. Pengembangan Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East Wilayah Kerja Muara Bakau (Rp 45,5 triliun)

6. Pembangunan PLBN dan Sarana Penunjang Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Rp 154 miliar)

7. Pembangunan PLBN dan Sarana Penunjang Arum, Kalimantan Barat (Rp 131 miliar)

8. Pembangunan PLBN dan Sarana Penunjang Wini, Nusa Tenggara Timur (Rp 130 miliar)

9. Bendungan Teritip, Kalimantan Timur (Rp 262 miliar)

10. Pembangunan Saluran Suplesi Daerah Irigasi  Umpu Sistem (Way Besai), Lampung (Rp 1,21 triliun)