Sukses

Mau Bangun Pabrik Minyak Goreng, Holding PTPN III Cari Dana Rp 16 Triliun

Holding PTPN III membutuhkan dana Rp 16 triliun melalui skema PINA untuk membangun pabrik ethanol, minyak goreng, dan pabrik ban.

Liputan6.com, Jakarta - Holding PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III menyatakan akan melakukan investasi sebesar Rp 16 triliun rupiah untuk pengembangan industri hilir. Antara lain membangun pabrik ethanol, pabrik minyak goreng, dan pabrik ban di Sumatera dan Jawa.

"Pabrik ethanol itu dalam tahun ini ada dua, pabrik ban satu. Lalu pabrik minyak goreng satu dan satu lagi nanti pabrik ban roda dua," ungkap Direktur Utama Holding PTPN III Dolly P. Pulungan di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Dengan begitu, kata Dolly dapat meningkatkan nilai tambah bagi holding PTPN III.

"Karena kalau kita ingin menjual produk utama dengan mahal berarti market lokal tidak bisa accept, berarti kita kan tidak berhasil mendukung pemerintah," lanjutnya.

Dia berharap, kebutuhan dana sebesar Rp 16 triliun tersebut dapat diperoleh dari skema PINA (Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah).

“Harapannya semua (dibiayai menggunakan skema PINA), ekuitas kita Rp 54 triliun. (Mendapat pendanaan) Rp 16 triliun tidak begitu susah,” jelasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com 

2 dari 2 halaman

Bangun Pabrik Ban

Lebih jauh Dolly menjelaskan dalam waktu dekat, perusahaan akan membangun pabrik minyak goreng untuk memberi nilai tambah pada komoditas kelapa sawit. Pabrik ban kendaraan bermotor akan dibangun untuk memberi nilai tambah pada komoditas karet.

“Ada dua pemain besar akan join dengan kita bikin pabrik ban motor. Untuk jangka panjang, kita membutuhkan investasi Rp 100 triliun untuk downstream semua komoditi, termasuk untuk pembangunan pabrik gula,” kata Dolly.

Sementara untuk produk hilirisasi yang sudah ada, perseroan pun sudah mempunyai sasaran pasar luar negeri, seperti Taiwan, Filipina, China, dan Pakistan.

"Produk apa saja. Terutama sawit sama karet. Saya kalau farmasi itu nembaknya ke Taiwan. Taiwan sama China. Jepang pun beli," tandasnya.