Sukses

Penarikan Uang Tunai Tembus Rp 187 Triliun hingga 8 Juni

Tahun lalu penyediaan uang tunai pada momen Lebaran hanya meningkat 13,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta Keputusan pemerintah untuk memperpanjang hari libur serta pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 membuat Bank Indonesia meningkatkan ketersediaan uang tunai periode Lebaran tahun ini.

Tahun ini, BI menyiapkan Rp 188,2 triliun uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Lebaran. Angka tersebut meningkat dari periode Lebaran tahun lalu yang hanya Rp 163,2 triliun.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, tahun lalu penyediaan uang tunai pada momen Lebaran hanya meningkat 13,9 persen. Sementara tahun ini terjadi peningkatan terjadi hingga 15,3 persen.

"BI perbanyak distribusi uang melalui kas titipan dan kemudian di daerah perbatasan," kata Rosmaya, di Gedung BI, Jumat (8/6/2018).

Mobil-mobil yang menjadi kas keliling pun mendapat tambahan modal. Tahun lalu, per mobil hanya dibekali Rp 700 juta, tahun ini naik menjadi Rp 900 juta.

Hingga hari ini, data BI menunjukkan bahwa penarikan uang tunai sudah mencapai Rp 187,8 triliun.

"Ini hari-hari kritikal untuk penukaran, sampai siang ini keluar Rp 187,8 triliun. Berarti ini sudah luar biasa," ujarnya.

Dia mengungkapkan, uang tunai yang beredar di masyarakat akan mulai masuk atau disetorkan kembali kepada perbankan mulai tanggal 19 Juni mendatang.

"Tanggal 19 sudah menerima lagi setoran arus balik," kata dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

BI Imbau Masyarakat Tak Tukar Uang di Penukaran Ilegal

Bank Indonesia (BI) memastikan kebutuhan uang tunai pada Lebaran 2018 ini akan meningkat. Salah satunya berasal dari penukaran uang pecahan kecil oleh masyarakat, untuk dibagikan kepada sanak saudara sebagai tradisi Lebaran setiap tahunnya.

Meningkatnya kebutuhan uang pecahan kecil ini turut dimanfaatkan beberapa orang sebagai ladang usaha. Banyak ditemui layanan jasa penukaran uang di pinggir jalan selama Ramadan.

Terkait ini, Bank Indonesia (BI) menghimbau masyarakat untuk tidak menukar uang pada layanan penukaran uang yang disebutnya ilegal tersebut. Banyak risiko dari layanan penukaran uang di pinggir jalan.

"Risikonya itu banyak. Pertama, uang yang kita dapatkan pasti berkurang, karena dipotong untuk jasanya," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi di IRTI Monas, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Risiko kedua, uang yang diproleh dari penukaran tersebut tidak bisa dijamin keasliannya. "Makanya tukarkan uang di penukaran resmi saja, biar aman, bebas biaya lagi," ujarnya.

Lokasi penukaran uang resmi tersebut di antaranya mobil penukaran keliling Bank Indonesia dan 15 bank yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia.

Salah satu titiknya di IRTI Monas, yang masih melayani penukaran uang pecahan kecil hingga 25 Mei 2018.

Tidak hanya di Monas, lokasi penukaran juga akan tersebar di beberapa titik di DKI Jakarta seperti di Kota Lama, Pekan Raya Jakarta, Resta Area KM 57 dan masih banyak lokasinya.

"Untuk Jabodetabek kita ada 160 titik lokasi penukaran dan kalau seluruh Indonesia ada lebih dari 1.000 titik. Dan di penukaran resmi ini kita pastikan akan mendapat uang baru yang layak edar," pungkas Rosmaya. 

Â