Sukses

BPTJ: Potensi Kepadatan Arus Mudik Lebih Besar Saat Malam Hari

Kendala gelap di kala malam ikut menjadi hambatan dalam menerapkan sistem manajemen rekayasa seperti contraflow untuk mengurai kemacetan di dalam tol.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) prediksi pemudik lebih senang melintasi jalanan pada saat malam hari.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menyebutkan, Kementerian Perhubungan sebelumnya memprediksi bakal ada dua gelombang besar arus mudik. Pertama diperkirakan terjadi pada Jumat malam 8 Juni 2018.

"Tapi enggak terjadi  (kemacetan mudik Jumat malam), landai. Baru terjadi kemarin (Sabtu) malam sampai pagi. Ekornya dari Cikampek sampai ke deket Cawang, panjang sekali," ujar dia di Posko Angkutan Lebaran Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (10/6/2018).

Mengantisipasi terjadi lonjakan kepadatan lagi, ia menyampaikan, Kementerian Perhubungan beserta tim akan turun langsung memantau lapangan pada Minggu malam ini terkait arus mudik.

"Kelihatannya mereka (pemudik) senang jalan malam. Soalnya ini bulan puasa, jadi banyak yang jalan habis Tarawih," kata dia.

Namun begitu, Bambang menyatakan, kendala gelap di kala malam ikut menjadi hambatan tersendiri dalam menerapkan sistem manajemen rekayasa seperti contra flow untuk mengurai kemacetan di dalam tol.

"Contohnya, kita tidak bisa melakukan contra flow karena berbahaya. Kecuali terpepet dan enggak ada jalan lain, baru kita terapkan contra flow. Kalau bisa ada alternatif lain, kita mainkan alternatif lain itu," tutur dia.

"Tapi kalau siang justru kita tidak khawatir, kita berani jadi cepAt cair (kepadatan volume kendaraannya). Kalau kemarin malam kita enggak contra flow, terpaksa penyempitan-penyempitan kita buang ke luar tol, nanti baru pada masuk lagi ke dalam tol," Bambang menandaskan.

 

 

2 dari 2 halaman

Tiga Gerbang Tol Alami Kepadatan Lalu Lintas

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merekapitulasi perkembangan terkini kepadatan lalu lintas mudik Lebaran 2018 di ruas tol yang ada di Jawa. Data menunjukan, volume kendaraan terus meningkat sampai 9 Juni 2018, namun sejumlah solusi pun telah dipersiapkan.

Kepala Badan Litbang Kementerian Perhubungan, Sugihardjo mengatakan, salah satu kendala yang pihaknya temui di lapangan ialah proyek Jembatan Kali Kuto di Tol Batang-Semarang yang masih terus berlanjut. Meski demikian, pengaturan lalu lintas sudah timnya beserta Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri persiapkan.

"Traffic management-nya sudah disesuaikan oleh Korlantas sebagai penanggung jawab. Jadi konfliknya hanya dari yang keluar tol dan arah timurnya, itu pun karena jalurnya diputar," ungkap dia di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (10/5/2018).

Melihat data PT Jasa Marga (Persero) Tbk, kepadatan lalu lintas memang terpantau terjadi di beberapa titik gerbang tol (GT) pada 9 Juni kemarin. Adapun pintu tol dengan arus lalu lintas keluar-masuk terpadat yakni GT Cikarang Utama, dengan total kendaraan yang melintas sebanyak 130.816.

Pintu tol berikut dengan lalu lintas tersibuk lainnya adalah GT Palimanan (arah timur) sebesar 68.093 kendaraan, diikuti GT Cileunyi dengan jumlah kendaraan 62.462.

Mengantisipasi kemacetan semakin mengular, Sugihardjo menyatakan telah siap memberlakukan sistem contra flow, seperti di Tol Cikampek-Palimanan (Cipali). "Mungkin Tol Cipali juga kalau diperlukan akan dibuat contra flow ke arah timur," ujar dia.

Berikutnya, dia juga turut mengimbau pemudik yang hendak melewati Tol Salatiga-Kartasura. Di sana ada proyek Jembatan Kali Kenteng yang sedang dituntaskan. Meski mempersiapkan jalur alternatif, ia melarang kendaraan berat melintasinya.

"Jalur alternatifnya itu gradiennya cukup tinggi, jadi petugas akan menyeleksi sehingga kendaraan yang performansinya sudah turun tidak kita sarankan lewat situ. Jadi kendaraan berat enggak bisa masuk, terus kendaraan yang sudah tua juga, takutnya jalan mundur," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Â