Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengaku masih terjadi keterlambatan atau delay penerbangan Garuda Indonesia pada periode mudik Lebaran. Meskipun demikian, dia mengatakan durasinya tak terlalu lama.
"Delay di bawah 45 menit. Kalau saya lihat cukup sedikit. Tidak ada delay di atas satu jam," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury ketika ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin (11/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, tingkat ketepatan waktu atau On Time Performance (OTP) Garuda sudah selama periode mudik Lebaran mencapai 90 persen. Sesuai dengan tren positif OTP Garuda Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
"OTP kisaran 88-90 persen. Peak dari Jakarta saja itu kisaran 30 ribu penumpang pada tanggal 9 Juni," kata dia.
Dia bilang, penumpukan penumpang pada periode mudik Lebaran tahun ini menurun. Sedangkan jumlah kursi tambahan yang disediakan untuk tahun ini justru meningkat dibandingkan tahun lalu.
"Penumpukan yang ada di bandara jadi sedikit menurun. Penerbangan per hari tapi ada peningkatan dari sebelumnya. Tahun lalu cuma 107 ribu kursi, tahun ini 150 ribu kursi. Tanggal 8 sampai 24 juni nanti, ada 2,55 juta kursi total peak season tahun ini," tegas dia.
Sedangkan tingkat keterisian penumpang sepanjang periode mudik tahun ini, kata Pahala ditargetkan sebesar 75 persen.
"Tahun lalu ada di atas 75 persen keterisiannya pesawat Garuda Indonesia. Tahun ini kita harapkan begitu. Kita tunggu sampai akhir masa peak season," tandasnya.
Â
Reporter :Â Wilfridus Setu Embu
Sumber : Merdeka.com
Pilot Batal Mogok Kerja
Garuda Indonesia memastikan layanan operasional penerbangan saat mudik Lebaran tetap berjalan normal. Hal ini menyusul komitmen dari Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) untuk tidak melaksanakan aksi mogok pada periode peak season Lebaran tersebut.
"Kami menyampaikan apresiasi terhadap APG dan Sekarga yang tetap mengedepankan kepentingan nasional dan komitmen pelayanan operasional terhadap konsumen di periode peak season ini," ujar Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, pada 3 Juni 2018.Â
Hengki mengungkapkan, manajemen telah berkali-kali membuka ruang diskusi dengan APG dan Sekarga untuk mencapai titik temu terkait dengan perspektif APG dan Sekarga terhadap keberlangsungan operasional perusahaan.Â
Selain itu, lebih dari 90 persen aspirasi tuntutan karyawan kepada perusahaan telah dipenuhi oleh manajemen, serta tidak ada masalah kesejahteraan karyawan yang menjadi penyebab rencana pilot mogok kerja.
"Sejak awal kami terus membuka diri untuk berdiskusi bersama rekan-rekan Sekarga dan APG yang juga turut didukung dan difasilitasi oleh pemerintah. Dapat kami pastikan komitmen akan ruang diskusi tersebut tetap kami kedepankan hingga saat ini, khususnya dalam menyelaraskan aspirasi APG dan Sekarga dengan upaya peningkatan kinerja operasional perusahaan,"Â jelasnya.Â
‎Menurut Hengki, atas ancaman mogok kerja yang akan dilakukan, pengurus APG dan Sekarga telah dipanggil oleh Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Padnjaitan. Hal ini karena rencana aksi mogok khususnya pada periode mudik Lebaran akan mengganggu ketertiban umum dan mengganggu hak-hak pelayanan konsumen.Â
"Kami harapkan agar para pengguna jasa tetap tenang dan tidak perlu khawatir tentang rencana mogok tersebut. Kami pastikan layanan operasional penerbangan tetap berlangsung normal. Seluruh awak pesawat dan jajaran karyawan Garuda Indonesia juga telah turut bersiap dalam mengamankan operasional penerbangan pada periode peak season mudik Lebaran," kata dia.
Â
Advertisement