Sukses

Konsumsi Listrik Turun, PLN Berpotensi Kehilangan Rp 2 Triliun

Konsumsi listrik Jawa Bali turun saat Lebaran 2018 yang diperkirakan mencapai 17.519 Mega Watt (MW).

Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi listrik Jawa dan Bali turun saat Lebaran 2018 yang diperkirakan mencapai 17.519 Mega Watt (MW). Hal ini mengakibatkan kehilangan peluang penjualan sebesar Rp 2,036 triliun.

‎General Manager PLN Pusat Pengatur Beban (P2B), Eko Yudho Pramono mengatakan, daya mampu pasokan listrik Jawa Bali mencapai  33.639 MW, dalam kondisi normal beban puncaknya mencapai 24.194 MW sementara saat lebaran Idul Firi menurun menjadi 16.120 MW. 

"Berdasarkan pengalaman sebelumnya beban puncak turun hampir 50 persen," kata Eko, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (12/6/2018).

Eko menuturkan, penurunan konsumsi listrik akan terjadi bertahap sejak H-4 Lebaran, hingga masyarakat kembali beraktivitas‎ normal. Akibat menurunya konsumsi listrik cadangan pasokal listrik Jawa Bali mencapai 50 persen.

"Ini punya cadangan 50 persen‎, kalau kita hitung untuk Jawa Bali," tutur dia.

Eko mengungkapkan, penurunan konsumsi listrik saat Lebaran 2018 diakibatkan libur dan mudik, sehingga aktivitas konsumen khususnya yang besar, seperti industri dan perkantoran banyak yang berhenti.

"Sumbang sistem Jawa Bali terbesar industri. Pergerakan waktu lebaran dari Jakarta ke daerah industri akan turun H-4 hari Senin, Sabtu, Minggu turun dia biasa, Senin biasa, Selasa turun sekitar 10 ribuan beban puncaknya," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Konsumsi Listrik di Jawa dan Bali Turun

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa pasokan listrik jelang dan saat hari raya Idul Fitri bakal aman. Dalam periode tersebut, rata-rata penggunaan listrik mengalami penurunan. 

“Polanya H-4 sampai H+4 Lebaran terjadi penurunan konsumsi listrik baik di Jawa Bali maupun nasional”, kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng dalam keterangan tertulis, Sabtu 9 Juni 2018.

Andy menambahkan selama periode libur lebaran ini PLN dapat mengistirahatkan pembangkit listriknya. "Ada 18 pembangkit yang tidak dijalankan. Itu kurang lebih 7.700 Megawatt. Itu besar lho. Jadi ada sekitar 10.000 Megawatt aja cadangannya," jelas Andy.

Selain kecukupan pasokan listrik peningkatan keamanan infrastruktur listrik merupakan hal yang utama karena merupakan bagian dari objek vital nasional.

Pada saat Lebaran nanti, daya mampu pembangkit Sistem Jawa Bali (SJB) sebesar 28.148 MW. Jumlah ini cukup untuk melayani beban puncak Lebaran yang diperkirakan mencapai 16.069 MW pada 15 Juni 2018.

Pada hari besar seperti Idul Fitri, rata-rata konsumsi listrik secara nasional berkurang. Hal ini dikarenakan banyak industri sebagai konsumen listrik terbesar yang menutup operasinya.

Tahun ini, pemakaian listrik untuk wilayah Jawa-Bali berkurang hingga 16 persen. Pada hari biasa, daya mampu pembangkit SJB dapat mencapai 33.621 MW dengan beban puncak sebesar 25.880 MW.

“Meski kebutuhan pasokan listrik saat Lebaran menurun, kehandalan sistem harus dijaga. Untuk itu PLN membentuk Posko Lebaran yang beroperasi 24 jam,” kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto W.S.

Andy pun mengapresiasi pekerja PLN yang masih bertugas menjaga pasokan listrik saat masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri, karena ‎menjaga kehandalan pasokan listrik merupakan keharusan agar masyarakat tetap nyaman.

‎”Terima kasih kepada para petugas PLN yang bersedia menjaga keadaan pasokan listrik demi kenyamanan masyarakat. Termasuk pada karyawan administrasi yang juga standby on call 24 jam,” ungkap Andy.

Posko Lebaran PLN tersebar di seluruh wilayah dan siaga mulai H-7 sampai dengan H +7 Hari. Upaya ini dilakukan untuk menjaga pasokan listrik dan antisipasi gangguan jaringan selama Ramadhan hingga Lebaran.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: