Liputan6.com, Jakarta - Program belanja tengah malam atau midnight sale dalam rangka menyambut Lebaran 2018 akan segera usai. Jangan bersedih hati, karena midnight sale bakal kembali digelar berbarengan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 pada 18 Agustus sampai 2 September ini.
Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengungkapkan, gelaran midnight sale berikutnya masuk dalam Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2018 yang setiap tahun rutin digelar.
Advertisement
Baca Juga
Hanya saja pelaksanaan FJGS 2018 sengaja diundur untuk memeriahkan event Asian Games di Jakarta dan Palembang. Jadi, nantinya FJGS 2018 akan berlangsung pada 12 Agustus hingga 4 September.
"(Midnight sale) ada lagi. Tahun ini, FJGS kita undur karena Asian Games. FJGS dimulai 12 Agustus sampai dengan 4 September ini," kata Ellen saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/6/2018).
Dia menjelaskan, FJGS 2018 akan menawarkan diskon hingga 70 persen. Saat ini, APPBI DKI Jakarta tengah mendata pusat perbelanjaan atau mal mana saja yang akan berpartisipasi pada FJGS 2018.Â
"Diskonnya sampai 70 persen. Ini masih kami data yang mau ikut karena beberapa mal akan konfirmasi keikutsertaannya," terang Ellen.Â
Ellen pun mengaku belum menetapkan target transaksi FJGS tahun ini. Untuk diketahui, target transaksi dari penyelenggaraan FJGS 2017 sebesar Rp 16,5 triliun.
"Belum diputuskan dan diproyeksikan (target transaksi FJGS 2018). Semua tergantung peak season atau tidaknya pada saat periode sales atau penjualan," tuturnya.
Sekadar informasi, APPBI DKI Jakarta menggelar program midnight sale dari tanggal 1-14 Juni 2018. Ada 23 pusat perbelanjaan maupun mal yang ikut dalam program tersebut dalam menyambut Lebaran 2018.
Midnight sale Ramadan dan Lebaran ini menawarkan berbagai diskon besar-besaran dari 10 persen hingga 50 persen.
"Kalau barang baru diskon sekitar 10 persen sampai dengan 20 persen. Kalau lainnya up to 50 persen," pungkas Ellen.
Ada Midnight Sale, Penjualan Barang di Mal Bisa Naik 20 Persen
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memproyeksikan penjualan barang atau ritel di mal akan naik berkisar 10-20 persen pada tahun ini. Beragam eventinternasional akan mendongkrak pertumbuhan penjualan tersebut.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) APPBI, A Stefanus Ridwan mengaku sulit menargetkan petumbuhan jumlah pengunjung maupun penjualan barang di mal saat ini. Alasannya sekarang ini, penyebaran pengunjung tidak merata sehingga susah untuk diprediksi.
"Konsumsi atau daya beli tidak melambat, tapi tidak rata saja penyebarannya. Ada mal-mal tertentu yang jumlah pengunjungnya bisa naik 15-20 persen, tapi ada yang sepi. Jadi tidak jelas, susah prediksinya," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, pada 4 Juni 2018.
Akan tetapi, Stefanus berharap, pertumbuhan penjualan barang atau ritel di mal naik 10-20 persen di 2018. Pendorong utamanya adalah beragam diskon yang ditawarkan merchant maupun mal, acara-acara internasional, seperti Asian Games, Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2018, Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival, dan lainnya.
"Bisa lah 10-20 persen tahun ini. Asian Games yang berbarengan dengan FJGS 2018 di Agustus, lanjut lagi ada Wonderful Indonesia Culinary pada September-Oktober. Diteruskan dengan jelang akhir tahun," dia menjelaskan.
Saat ini, sedang berlangsung program belanja tengah malah atau midnight sale 2018 yang digelar di 23 mal di Jakarta. Periodenya mulai dari 1 Juni hingga 14 Juni dengan menawarkan diskon 10 persen sampai 50 persen.
Program midnight sale pada tahun-tahun sebelumnya selalu berbarengan dengan FJGS. Namun tahun ini, midnight sale lebih dulu diselenggarakan dalam rangka menyambut Lebaran 2018.
"Biasanya kalau midnight sale, penjualan ritel atau barang naik 10-20 persen. Kan UMP naik, dapat THR. Makanya libur Lebaran ditambah tuh senang sekali, pasti ini akan mendongrak orang untuk berbelanja, walaupun ada yang kontra sih," paparnya.
Dengan beragam acara maupun program menarik yang sudah disusun hingga akhir tahun, Stefanus meyakini bahwa minat masyarakat untuk berbelanja tidak akan mandek sampai di Lebaran saja. Usai hari raya pun, kembali bergairah.
"Kan setelah Lebaran dapat gaji lagi, belanja lagi. Jadi optimistis lebih baik dari tahun lalu," ujarnya.
Advertisement
Tren Dulu dan Sekarang
Stefanus menjelaskan, masyarakat kini lebih senang mendatangi pusat perbelanjaan atau mal yang cocok dengan seleranya. Apalagi pengunjung mal sekarang ini didominasi kaum milenial.
"Makanya pengunjung mal sekarang tidak merata. Mereka lebih pilih yang cocok sama dirinya. Mal yang instragamable dan harga barang-barang yang dijual cocok juga sama kantong mereka, bukan artinya murah juga ya," jelasnya.
Tren ini, kata Stefanus, harus dilihat oleh para riteler maupun pengelola mal supaya pengunjung makin betah. Misalnya mengadakan acara-acara seru untuk menarik lebih banyak pengunjung.
"Mal sekarang berbenah, fungsinya bukan cuma tempat untuk jualan, tapi sekarang ada bioskop, tempat mainan anak, tempat show, kursus Bahasa Inggris, gym anak-anak. Kalau masih bertahan pada kondisi 10-20 tahun lalu, ya bisa enggak laku," pungkas Stefanus.