Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan kembali kenaikkan suku bunga sebanyak dua kali sampai akhir tahun ini. Dengan begitu, total kenaikan suku bunga sepanjang 2018 sebanyak empat kali.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebutkan, sinyal dari the Fed tersebut sedikit meleset dari prediksi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak 3 kali saja.
"Tahun ini empat kali naik lebih besar, sebelumnya itu probabilitas kami tiga kali, ini satu perkembangan baru," kata Perry saat ditemui dalam acara open house di rumah dinasnya, Kebayoran, Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Advertisement
Dengan demikian Perry menegaskan BI tidak bisa diam saja dan akan segera menerapkan kebijakan pre-emptive untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia terutama stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca Juga
"Jangan hanya menunggu anginnya itu datang kita sudah mengantisipasi ya bahwa kita enggak akan menunggu The Fed nya akan naik 4 kali, kita sudah tahu probabilitas kenaikan 4 kali kan sudah lebih dari 50 persen. Jangan nunggu kemudian cari selimut, kita harus sediakan selimut," ujarnya.
Perry mengungkapkan ancang-ancang kenaikan suku bunga oleh The Fed akan dibahas pada Rapat Dewan Gubernur edisi bulan Juni. "Siap untuk dibahas dalam RDG 27 - 28 Juni ya detilnya." tutur dia.
Adapun langkah pre - emptive yang akan diambil BI ada beberapa kemungkinan. Bisa dari sisi kebijakan suku bunga acuan maupun relaksasi kebijakan makroprudensial. Kebijakan akan diambil berdasarkan kondisi yang terbaru.
"Setiap pengambilan keputusan kan ada update lagi, terus memperbaharui informasi - informasinya." kata dia.
Kebijakan pre-emptive tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dari eksternal yaitu kenaikan suku bunga AS. Kebijakam yang diambil nantinya untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai rupiah.
"Itu yang terus saya ingin tekankan di situ. Dalam RDG yang akan datang kita akan membicarakan itu langkah-langkah pre-emptive itu termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga." tutup dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
The Fed Kembali Dongrak Suku Bunga
The Federal Reserve (the Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga pada Rabu. Kenaikan suku bunga ini sudah diperkirakan oleh analis dan ekonom.
Dengan adanya kenaikan suku bunga ini menandakan tonggak pergeseran kebijakan Bank Sentral AS dari yang awalnya pelonggaran kebijakan moneter untuk memerangi krisis keuangan dan resesi pada 2007-2009 menjadi pengetatan kebijakan moneter.
Dalam kenaikan suku bunga pada Juni ini, the Fed mematok di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Bank Sentral AS mengesampingkan janji sebelumnya bahwa mereka akan terus menahan suku bunga di kisaran rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Perekonomian sudah berjalan dengan baik," jelas Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam konferensi pers usai Rapat Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee).
"Seluruh indikasi ekonomi menunjukkan perbaikan. data tenaga kerja, inflasi dan lainnya sesuai dengan perkiraan," jelas dia.
Ekspektasi ekonomi yang sudah baik menjadi pendorong Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga sebanyak 7 kali sejak 2015 lalu.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cerah ini menjadi landasan bank the Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan awal pada beberapa bulan mendatang. Diperkirakan akan ada dua kali kenaikan lagi pada tahun ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement