Sukses

Bill Gates Bagi Hadiah Buku Favoritnya kepada Lulusan Sarjana 2018

Bill Gates dikenal sebagai sosok yang gemar baca. Oleh karena itu, ia pun memberikan bacaan favoritnya bagi lulusan universitas 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Bill Gates dikenal sebagai sosok yang gemar baca. Oleh karena itu, ia pun memberikan bacaan favoritnya bagi mahasiswa lulusan 2018.

Bill Gates membagikan buku favoritnya pada 2018 yaitu Factfulness:Ten Reasons We’re Wrong About the World dan Why Things Are Better Than You Think.

Siapa pun yang peroleh gelar sarjana dan pascasarjana dari perguruan tinggi di Amerika Serikat dapat mengunduh bacaan tersebut gratis di Gates pada 5 Juni 2018. Buku dikirim dengan format .epub. Bagi lulusan perguruan tinggi dapat mengunduhnya secara gratis.

Factfullness yang ditulis oleh Ahli Statistik Swedia dan Ahli Kesehatan Global Hans Rosling menekankan bagaimana naluri pribadi dapat memengaruhi cara kita menafsirkan informasi dan menawarkan kerangka kerja berbeda untuk cara memandang dunia.

"Meski pun saya pikir semua orang harus membacanya, itu memiliki wawasan yang sangat berguna bagi siapa saja yang membuat lompatan keluar dari perguruan tinggi dan memasuki fase kehidupan berikutnya,” ujar Gates seperti dikutip dari laman CNBC.

Gates telah merekomendasikan buku tersebut sejak dirilis. Dalam blog-nya ia menulis, Hans memberikan terobosan cara memahami kebenaran dasar tentang dunia, bagaimana hidup menjadi lebih baik, dan dunia masih perlu ditingkatkan. Bill Gates menilai, Factfullness merupakan salah satu buku terbaik yang pernah dibacanya.

"Dunia akan menjadi lebih baik, jika jutaan orang membaca buku ini," ujar dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Ungkap Kisah Dapat Ide Bangun Microsoft dari SMP

Sebelumnya, seperti sudah diketahui banyak orang, Bill Gates keluar dari Harvard pada 1975 untuk mendirikan Microsoft. Untunglah Gates mendengarkan perkataan orangtuanya. Sekolah tersebut memberikan pengalaman pertamanya dengan komputer. Saat dia mulai belajar di kelas 7 pada akhir 1960-an, dia sudah menunjukkan ketertarikannya.

Mesin tersebut baru bagi semua orang. Mesin tersebut sangat mahal dan mengkonsumsi banyak listrik.

"Itu membuat komputer tampak menakutkan bagi sebagian orang di sana," kisah Gates.

Di Lakeside, Gates untuk pertama kalinya juga bertemu dengan Paul Allen. Rekan bisnisnya di masa depan serta pendiri Microsoft.

Gates juga mengatakan betapa para guru menganggap setiap pelajaran komputer adalah hal penting. Di sanalah dirinya bisa memahami relevansi komputer di dunia nyata.

"Jika tak ada Lakeside, Microsoft tak akan pernah ada," ujar dia.

Faktanya, tanpa kuliah di Harvard sekalipun, Gates mengaku tetap bisa meluncurkan Microsoft.

Itu lantaran gagasan dan kemampuan mendirikan Microsot diraihnya saat ia duduk di sekolah menengah di Lakeside School.

"Lakeside merupakan salah satu hal terbaik yang ada dalam hidup saya. Satu alasan mengapa saya sangat bersyukur pada Lakeside adalah saya dapat menelurusi langsung jejak awal pendirian Microsoft," terangnya dalam salah satu pidatonya di Lakeside School seperti dikutip dari CNBC, Senin 28 Mei 2018.

Gates pertama kali mengenal komputer di sekolah tersebut. Di sana, dia mengajarkan siswa lain tentang komputer, membuat jadwal sekolah digital dan ia bahkan meretas sistem penjadwalan sekolah di kelas para siswa perempuan.

Sebelum mendaftar ke sana, Bill Gates tak yakin akan menyukai sekolah tersebut. Dia hampir membatalkan pendaftarannya.

"Saat saya masih kelas 6 dan orangtua menyarankan saya mendaftar ke Lakeside, saya sama sekali tak yakin," kenangnya.

Saat itu, Lakeside merupakan sekolah khusus laki-laki dengan para siswa mengenakan jaket dan dasi, memanggil guru dengan sebutan `master`, dan ke gereja setiap pagi.

"Saya sempat berpikir harus membatalkan pendaftaran," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: