Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) terus membangun infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil guna meningkatkan rasio elektrifikasi. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, PLN melistriki Gili Gede yang terletak Kecamatan Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat.
Selain menjadi hadiah Lebaran bagi masyarakat, kehadiran listrik diharapkan dapat mengembangkan potensi pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Gili Gede.
Gili Gede yang dihuni sekitar 450 Kepala Keluarga merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi, khususnya di bidang perikanan dan pariwisata. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan budidaya ikan laut. Beberapa penduduk juga memiliki homestay bagi wisatawan.
Advertisement
Baca Juga
Pembangunan jaringan untuk melistriki Gili Gede dilakukan melalui Program Listrik Desa (Lissa). Untuk menyalurkan listrik dari Pulau Lombok ke Gili Gede, PLN membangun dua kabel laut berkapasitas 20 kilo Volt (kV) masing-masing sepanjang 2,4 kilometer sirkuit (kms).
Selain itu, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 3,64 kms, Jaringan Tegangan Rendah 6,64 kms, dan empat gardu dengan total kapasitas 520 kilo Volt Ampere (kVA). Total nilai investasi yang dikeluarkan oleh PLN untuk melistriki Gili Gede mencapai Rp 19 Milyar.
"Kami menyambungkan dua kabel sekaligus, satu sebagai cadangan jika terjadi gangguan. Selain itu, kalau pertumbuhan beban tinggi, kami juga tetap bisa penuhi. Dari sisi keamanan, kabel laut yang akan dipasang sudah dilapisi pengaman khusus dan telah disesuaikan agar dapat menjadi tempat tumbuhnya terumbu karang,” papar General Manager PLN Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka, seperti ditulis Minggu (17/6/2018).
Hadapi Tantangan Bangun Jaringan
Rudi menambahkan, pembangunan jaringan untuk melistriki Gili Gede memiliki tantangan yang cukup berat, khususnya dalam pengangkutan peralatan kelistrikan. Pengangkutan dilakukan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tongkang sederhana yang ditarik kapal kayu.
Untuk menaikan seluruh peralatan, seperti gulungan kabel, trafo, dan tiang juga dilakukan secara manual, dengan digotong atau menggunakan gerobak.
Hal ini, menurut Rudi membuat proses pengangkutan dan pembangunannya lebih lama. Karena kapal dan peralatannya sederhana, tentu kami harus lebih hati-hati.
"Ombak besar sedikit, tentu menaikkan peralatan ke kapal lebih sulit, bahkan terkadang kami harus menunda pengangkutan sampai cuacanya membaik," papar Rudi.
Begitu juga saat tiba di Gili Gede, seluruh peralatan diangkut dari dermaga menuju lokasi pemasangan menggunakan gerobak, bahkan terkadang harus digotong oleh beberapa petugas. Pasalnya, selain akses jalan yang kecil, di Gili Gede pun tidak terdapat mobil.
Kepala Desa Gili Gede, H. Musdan mengapresiasi ada aliran listrik di wilayahnya. Ada aliran listrik akan meningkatkan perekonomian masyarakat. "Listrik ini menjadi dambaan masyarakat kami sejak lama, terima kasih PLN," ujar dia.
Hal sama juga dikatakan Abu Bakar Abdullah, pemilik usaha penginapan wisata di Gili Gede, yang berencana mengembangkan usahanya dengan menambah kamar untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Gili Gede.
"Wisatawan yang datang itu biasanya hanya berkunjung saja, untuk kemudian pergi lagi keluar Gili Gede. Itu terjadi karena mereka tidak nyaman untuk menginap di Gili Gede yang tidak ada listriknya. Tapi sekarang setelah ada listrik, saya akan tambah bangunan vila saya,” beber Abu.
Dengan terlistrikinya Desa Gili Gede Indah, saat ini seluruh desa di Pulau Lombok telah terlistriki.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement