Sukses

Stabilkan Harga, Pertamina Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg di 13 Kabupaten

Pertamina menambah penyaluran 126 ribu tabung elpiji 3 kg di 13 Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII Sulawesi menambah penyaluran 126 ribu tabung elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di 13 Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar). Upaya ini untuk menjamin pasokan dan kebutuhan elpiji subsidi terpenuhi, khususnya masa libur Lebaran dan memasuki H+3 Lebaran. 

Unit Manager Communication & CSR MOR VII Pertamina, M. Roby Hervindo menyebut, 13 kabupaten di Sulsel dan Sulbar itu antara lain, Kabupaten Polewali Mandar (10.800 tabung), Majene (3.360 tabung), Mamasa (1.680 tabung), Mamuju (8.400 tabung), Mamuju Tengah (6.720 tabung), Mamuju Utara (5.600 tabung), Pinrang (13.440 tabung), Luwu (15.680 tabung), Luwu Utara (13.440 tabung), Luwu Timur (15.680 tabung), Jeneponto (15.680 tabung), Bulukumba (11.200 tabung), dan Sinjai (5.040 tabung).

Penambahan pasokan elpiji 3 Kg ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi elpiji yang meningkat khususnya dalam kebutuhan memasak pada masa libur Lebaran yang cukup panjang.

“Selama Ramadan sampai Lebaran, total konsumsi elpiji 3 kg di 13 kabupaten tersebut meningkat 7 persen di atas konsumsi normal atau sebesar 9.394 Metrik Ton. Karenanya, kami menambah kembali pasokan elpiji yang akan disalurkan melalui mekanisme operasi pasar di masing-masing Kabupaten,” Roby menjelaskan di Jakarta, Selasa (19/6/2018). 

Dalam pelaksanaan operasi pasar, Pertamina bekerja sama dengan Hiswana dan Pemda setempat, yang dilaksanakan pada 19 Juni hingga 23 Juni 2018 di sekitar 225 titik yang tersebar di 13 kabupaten tersebut.

“Dari total tambahan penyaluran 126 ribu tabung elpiji 3 kg, alokasi penyaluran tambahan terbanyak terdapat di Kabupaten Luwu, Luwu Timur Jeneponto dengan jumlah alokasi masing-masing 15.680 tabung,” terangnya. 

 

2 dari 3 halaman

Harga Melambung

Roby lebih jauh menuturkan, selain untuk menyalurkan tambahan pasokan elpiji, operasi pasar yang digelar juga bertujuan untuk menstabilkan kembali harga jual elpiji 3 kg di tingkat pengecer yang telah melampaui HET di 13 kabupaten tersebut.

“Berdasarkan pengecekan kami, harga jual tertinggi di tingkat pengecer sudah mencapai Rp 20-25 ribu per tabung. Melonjaknya harga di tingkat pengecer ini terjadi akibat rush buying atau pembelian dengan jumlah di atas normal oleh konsumen, sehingga konsumsi meningkat tajam dan dimanfaatkan para pengecer untuk menaikan harga,” paparnya. 

Kenaikan konsumsi elpiji ini, lanjut Roby, telah diprediksikan sebelumnya. Oleh karena itu, Pertamina memastikan stok elpiji tersedia khususnya mendekati masa Lebaran ini.

“Selama masa Satgas Ramadan dan Idul Fitri, Pertamina sebelumnya telah menambah pasokan elpiji 3 kg di 13 kabupaten tersebut sebanyak 648 MT atau setara 216 ribu tabung, dibandingkan konsumsi normal harian,” ujarnya.

Sementara untuk ketahanan stok elpiji di Wilayah Sulsel dan Sulbar mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 9 hari ke depan.

 

3 dari 3 halaman

Pembelian Dibatasi

Roby menambahkan, untuk menghindari pembelian di luar kewajaran ataupun penimbunan, pembelian elpiji 3 kg dalam operasi pasar ini akan dibatasi maksimal 1 tabung per konsumen. “Pembelian pun harus disertai dengan Kartu Keluarga (KK) dan pemilik KK tidak dapat diwakili, agar penyaluran elpiji subsidi kepada masyarakat miskin tepat sasaran dan merata,” tegasnya.

Selain itu, untuk mempermudah akses bagi masyarakat dalam mendapatkan elpiji, selama masa Lebaran, Pertamina telah mensiagakan sebanyak 43 agen siaga dan 221 pangkalan siaga dari total 44 agen dan 2.988 pangkalan yang tesebar di 13 kabupaten tersebut.

“Untuk memperoleh elpiji 3 Kg, kami mengimbau agar masyarakat membelinya di pangkalan ataupun SPBU dengan stok tersedia dan harga yang sesuai HET setempat. Adapun untuk pasokan dan harga elpiji di tingkat pengecer tidak dapat dikontrol Pertamina karena pengecer bukan lembaga penyalur resmi Pertamina,” ujar Roby.

Sesuai dengan peraturan pemerintah, tutur Roby, elpiji 3 kg diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin, serta usaha kecil menengah (UKM).

“Karenanya kami mengimbau bagi masyarakat yang mampu dan seharusnya tidak menggunakan elpiji bersubsidi agar menggunakan elpiji nonsubsidi yang telah disediakan Pertamina, yakni Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg yang sudah tersedia,” tutur Roby.