Sukses

Saham GE Keluar dari Indeks Dow Jones

Saham General Electric (GE) tidak akan masuk dalam jajaran indeks saham Dow Jones Industrian Average untuk pertama kalinya dalam 110 tahun.

Liputan6.com, New York - Saham General Electric (GE) tidak akan masuk dalam jajaran indeks saham Dow Jones Industrian Average untuk pertama kalinya dalam 110 tahun.

Saham GE akan diganti oleh Walgreen Boots Alliance yang masuk indeks Dow Jones. GE masuk indeks Dow Jones pada 1896, dan terus masuk sejak 7 November 1907. Keluar dari indeks saham Dow Jones merupakan hal tidak menyenangkan untuk GE.

Perseroan alami krisis kinerja terutama kas disebabkan transaksi yang buruk dalam beberapa tahun ini. GE pun telah menggantikan CEO-nya, memangkas tenaga kerja dan memotong dividen saham.

Tahun lalu, GE termasuk saham berkinerja buruk di indeks saham Dow Jones. Sepanjang tahun berjalan 2018, saham GE turun 25 persen.

“Kami fokus terhadap rencana yang kami buat untuk meningkatkan kinerja GE. Pengumuman tersebut tidak mengubah komitmen atau fokus kami untuk menciptakan GE yang lebih kuat dan simpel,” ujar Juru Bicara GE, seperti dikutip dari laman CNN Money, Rabu (20/6/2018).

Untuk membayar tumpukan utang, GE menjual bisnisnya yang sudah berlangsung dalam jangka panjang. GE setuju menjual divisi kereta api yang berusia satu abad. GE juga mencari pembeli untuk divisi lampu yang sedang berjuang.

 

2 dari 2 halaman

Pelemahan Saham General Electric Hentikan Reli Wall Street

Sebelumnya, Wall Street tak mampu meneruskan reli pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena terbebani pelemahan saham General Electric. Selain itu, penurunan harga minyak juga membebani saham-saham di sektor energi.

Mengutip Reuters, Rabu 17 Januari 2018, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 10,33 poin atau 0,04 persen menjadi 25.792,86. Untuk indeks acuan S&P 500 juga kehilangan 9,82 poin atau 0,35 persen menjadi 2.776,42.

Sedangkan Nasdaq Composite turun 37,38 poin atau 0,51 persen menjadi 7.223,69. Sektor energi melemah 1,2 persen karena harga minyak mentah Brent tak mampu mempertahankan posisi di atas US$ 70 per barel. Harga minyak yang menjadi patokan harga dunia tersebut turun hampir US$ 1 per barel.

"Penurunan saham-saham di sektor energi menjadi tekanan bagi Wall Street," jelas analis Wells Fargo Investment Institute di Winston-Salem, North Carolina, Tracie McMillion.

Untuk saham General Electric mengalami pelemahan 2,9 persen setelah perusahaan mengumumkan adanya tambahan biaya lebih dari US4 11 miliar dari porptofolio asuransi perawatan jangka panjang karena adanya undang-undang perpajakan yang baru.

Sebelumnya, Dow Jones mampu menembus rekor di atas angak 26.000 untuk pertama kalinya karena optimisme laporan keuangan perusahaan terutama dari saham UnitedHealth dan Citigroup.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini: