Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Jumat setelah sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam. Pelemahan nilai tukar dolar AS menjadi salah satu penyebab kenaikan harga emas.
Mengutip Reuters, Sabtu (23/6/2018), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke level USD 1.269,46 per ounce. Di sesi sebelumnya, harga emas sempat tertekan hingga USD 1.260,84 per ounce yang merupakan level terendah sejak 19 Desember 2017.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan untuk harga emas berjangka untuk pengiriman agustus naik 0,1 persen menjadi USD 1.271,50 per ounce.
Analis Lee Cheong Gold Dealers, Hong Kong, Ronald Leung, menjelaskan bahwa harga emas mulai merangkak kembali dari level yang paling bawah karena adanya pelemahan nilai tukar dolar AS.
Pelemahan ini membuat harga emas lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang di luar dolar AS untuk bertransaksi.
Dolar AS mundur dari level tertinggi dalam 11 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan Jumat. Investor melakukan aksi ambil untung setelah reli yang terjadi sebelumnya.
Perdagangan sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas melemah dan menandai titik nadir baru pada 2018. Hal itu didorong pergerakan dolar AS sehingga mengurangi minat untuk permintaan emas.
"Dalam jangka pendek, harga emas tetap lebih rendah karena kekuatan dolar AS menjadi salah satu tren paling dominan," ujar Tyler Richey, Co-Editor the Sevens Report, seperti dikutip dari laman Marketwatch.
Ia menambahkan, suku bunga rill juga belum bergerak banyak. Akan tetapi, risiko arus dana didorong kekhawatiran perang dagang sehingga menopang harga surat utang atau obligasi dan menekan imbal hasil. Di sisi lain, inflasi terus stabil.
"Emas mungkin ada penawaran dan setidaknya dapat mendorong kembali ke level USD 1.300 karena ekspektasi tingkat suku bunga riil akan menurun,” tambah dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement