Sukses

Harga Emas Dekati Posisi Terendah dalam 6 Bulan

Rendahnya harga emas ini terjadi di tengah kekhawatiran perang perdagangan global meningkat lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun mendekati posisi terendah dalam enam bulan dipicu investor yang berbondong-bondong ke memilih membeli treasury Amerika Serikat (AS).

Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran perang perdagangan global meningkat lebih tinggi setelah sebuah laporan mengatakan jika AS berencana melarang perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi di dalam perusahaan teknologinya.

Melansir laman Reuters, Selasa (26/6/2018), harga emas di pasar Spot turun 0,2 persen menjadi US$ 1.266,29 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus mulai stabil US$ 1,80, atau 0,1 persen menjadi US$ 1,268.90 per ounce.    

Adapun harga Palladium turun 2 persen menjadi US$ 937,70 per ounce. Sebelumnya, logam ini tergelincir ke posisi US$ 936,25 per ons, terendah sejak 10 April.

Departemen Keuangan AS sedang menyusun aturan yang akan memblokir perusahaan yang setidaknya 25 persen kepemilikannya dipunyai China.

Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai tempat yang aman saat terjadi ketidakpastian geopolitik, telah gagal menguntungkan investor yang kini lenih memilih utang treasury AS.    

"Sekarang, uang terbang menuju masuk ke dalam obligasi," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJOFutures.

"Komoditas secara keseluruhan ditarik kembali dengan ancaman tarif," dia menambahkan.

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Imbal Hasil Obligasi

Bila diratakan, kurva imbal hasil Treasury AS mencapai ke tingkat terendah dalam lebih dari 10 tahun, akbat kekhawatiran tentang perang dan perpecahan perdagangan dalam zona euro mendorong permintaan bentuk investasi ini.

Imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi membuat emas menjadi kurang menarik karena tidak menawarkan bunga.

Akan tetapi, beberapa analis mengatakan kebuntuan antara dua negara dengan perekonomian terbesar, yang mengancam untuk membatasi pertumbuhan ekonomi global, akhirnya bisa menguntungkan emas.    

Analis Danske Bank, Jens Pedersen, menilai ada suasana risk-off di ruang komoditas. "Hari ini secara relatif, emas berkinerja lebih baik daripada komoditas dan ekuitas," kata dia.    

Saham global jatuh karena meningkatnya ketegangan perdagangan dan melemahnya indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya.

"Dinamika fundamental menunjukkan emas akan tetap di bawah tekanan sampai ada pembalikan dalam sentimen, "kata Peter Hug, Direktur Perdagangan Global di KitcoLogam.    

Sementara itu, harga perak turun 0,8 persen ke posisi US$ 16,31 per ons. Platinum kehilangan 0,7 persen menjadi US$ 867,20 per ons. Harga sempat menyentuh US$ 851,74, posisi terlemah sejak Februari 2016, disesi sebelumnya.