Sukses

Incar Dana Segar, Bank Bukopin Jaga Rasio Kecukupan Modal

Rata-rata rasio kecukupan modal bank BUKU III hingga Maret 2018 tercatat 24,39 persen. Angka ini di atas rasio kecukupan modal Bank Bukopin.

Liputan6.com, Jakarta - Langkah PT Bank Bukopin Tbk (BKKP) melaksanakan rights issue atau penawaran umum terbatas (PUT) untuk dongkrak rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dinilai tepat.

Perseroan mengharapkan dana segar sekitar Rp 1,9 triliun dari hasil rights issue dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dana hasil rights issue untuk dongkrak CAR dan pengembangan bisnis. Perseroan akan menawarkan sekitar 2,73 miliar saham untuk pelaksanaan rights issue.

Hingga kuartal I 2018, total CAR Bank Bukopin sebesar 11,09 persen. Angka itu turun dari posisi kuartal I 2017 sebesar 13,48 persen. Bila melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), CAR Bank Bukopin tersebut masih di bawah rata-rata CAR perbankan.

Berdasarkan data kinerja bank umum konvensional dengan kategori bank umum kelompuk usaha (BUKU) III yang memiliki modal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun, CAR Bank BUKU III tercatat 24,39 persen hingga Maret 2018. Sedangkan hingga April 2018 tercatat 24,03 persen.

Namun, CAR Bank Bukopin tersebut masih memenuhi aturan OJK tentang kewajiban penyediaan modal minimal bank umum yaitu Peraturan OJK Nomor 11/POJK.03/2016. Dalam aturan disebutkan penyediaan modal minimum paling rendah ditetapkan delapan persen.

"Berdasarkan aturan CAR minimal delapan persen. Kalau CAR dekati delapan persen, sekitar 11 persen itu berbahaya. Bank besar antara lain BCA dan BRI saja sekitar 18 persen-20 persen. Kalau 11 persen itu mengkhawatirkan,” ujar Teguh saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/7/2018).

Ia menuturkan, langkah Bank Bukopin rights issue dengan target dana untuk dongkrak CAR merupakan hal normal. Menurut Teguh, sebelum 2017, CAR Bank Bukopin sekitar 14 persen. "Ini kenapa bisa melemah karena 2018 ada sebuah peristiwa yang membuat laba bersih Bank Bukopin turun drastis dari Rp 1 triliun jadi sekitar Rp 176,49 miliar. Ini laba turun membuat ekuitas turun, utang dan DPK naik ini membuat CAR anjlok. Jumlah ekuitas lebih kecil dari utang,”  kata Teguh.

Bank Bukopin yang melaksanakan rights issue dapat meningkatkan CAR. Hal itu juga membantu stabilitas sehingga tidak perlu turut campur tangan regulator.

"Jadi masalah CAR 11 persen selesai. Jadi tidak seperti masalah tahun 1998,” ujar dia.

Apalagi, investor asing juga berniat masuk untuk eksekusi penawaran saham terbatas. Bank terbesar asal Korea Selatan Kookmin Bank akan eksekusi rights issue dengan mengambil sebanyak-banyaknya 2,56 miliar saham dan harga penawaran Rp 570 per saham.

"Kalau bagi investor luar negeri, Bank Bukopin menarik. Karena dengan return on equity (ROE) sekitar 10 persen itu gede. Investor Korea tersebut bahkan bayar 60 persen dari nilai aset yang diterima. Harga rights issue Rp 570 itu price book value (PBV) sekitar 0,5," kata Teguh.

Teguh menambahkan, investor dapat memanfaatkan momentum untuk saham Bank Bukopin. “Boleh beli (saham Bank Bukopin-red) untuk momentum investing, kalau jangka panjang baru bank besar antara lain BRI, BCA, dan Bank Mandiri,” kata dia.

 

2 dari 2 halaman

OJK Restui Rights Issue Bank Bukopin

Sebelumnya, manajemen PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menargetkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat meningkat usai pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT) IV atau rights issue. Diharapkan CAR mencapai 14 persen usai seluruh aksi korporasi yang dilakukan.

Perseroan telah mendapatkan pernyataan efektif terkait rencana rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat 29 Juni 2018. Usai mendapat pernyataan efektif, perseroan akan menawarkan 2,73 miliar saham Kelas B dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang akan ditawarkan melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). 

Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk, Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, setelah proses rights issue, rasio kecukupan modal Bank Bukopin akan meningkat. 

"Kami bersyukur proses rights issue Bank Bukopin secara umum berjalan sesuai rencana,” ujar dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin 2 Juli 2018.

Rights issue merupakan salah satu aksi korporasi yang telah direncanakan perseroan untuk direalisasikan pada tahun ini. Melalui serangkaian aksi korporasi, di antaranya rights issue, revaluasi aset dan divestasi, Bank Bukopin menargetkan rasio kecukupan modal Perseroan dapat kembali tumbuh hingga mencapai 14 persen. 

Dalam proses PUT IV ini, pemegang saham yang mendapatkan HMETD adalah yang tercatat memiliki saham Bank Bukopin hingga 11 Juli 2018. Kemudian, periode perdagangan saham dilakukan mulai 13 Juli 2018 hingga 25 Juli 2018 dan selanjutnya penjatahan dilakukan pada 27 Juli 2018.

Terkait dengan proses rights issue tersebut, setelah dilakukan proses due diligence, telah disepakati KB Kookmin Bank akan menjadi pembeli siaga (standby buyer) saham Bank Bukopin yang ditawarkan tersebut. 

"Sebagai Pembeli Siaga, KB Kookmin Bank berkomitmen untuk membeli sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham saat ini, sebanyak-banyaknya sebesar 2,56 miliar saham pada harga penawaran Rp 570 per saham," ujar Direktur Keuangan dan Perencanaan PT Bank Bukopin Tbk, M Rachmat Kaimuddin. 

Sementara itu, PT Bosowa Corporindo  sebagai Pemegang Saham Pengendali Perseroan telah menyatakan tidak akan melaksanakan haknya dalam PUT IV ini.  

Jika seluruh HMETD dilaksanakan, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan terdilusi kepemilikan sahamnya sebesar 23,08 persen dari sebelumnya.

Per 31 Maret 2018, saham Bank Bukopin dimiliki oleh Bosowa Corporindo sebanyak 30 persen, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebanyak 18,09 persen, Negara RI 11,43 persen dan selebihnya sebanyak 40,48 persen dikuasai oleh masyarakat.