Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, inflasi terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Peningkatan inflasi terbesar terjadi pada transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
"Kelompok ini pada Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 1,50 persen atau terjadj kenaikan indeks dari 130,19 pada Mei 2018 menjadi 132,14 pada Juni," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/7/2018).
Advertisement
Suhariyanto mengungkapkan, dari empat sub kelompok pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi, satu sub kelompok mengalami deflasi, dan satu sub kelompok tidak berubah.
Baca Juga
"Sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu transpor sebesar 2,25 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpot sebesar 0,14 persen. Sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sub klompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0,03 persen. Sementara yang tidak mengalami perubahan yaitu jasa keuangan," ujar dia.
Suhariyanto mengungkapkan, pendorong inflasi terbesar juga diikuti oleh bahan makanan. Bahan makanan ini mengalami inflasi sebesar 0,88 persen.
"Sub kelompok yang mengalami inflansi tertinggi yaitu sub kelompok sayur-sayuran sebesar 2,86 persen dan terendah pada kacang-kacangan sebesar 0,36 persen," kata dia.
Sementara, sub kelompok yang mengalami deflasi tertinggi yaitu sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 1,20 persen dan terendah terjadi pada bumbu-bumbuan yakni sebesar 0,05 persen.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini juga mengatakan, kelompok bahan makanan memberikan andil atau sumbangsih inflasi sebesar 0,19 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu, ikan segar sebesar 0,08 persen, daging ayam ras sebesar 0,03 persen.
"Sementara komoditas dominan memberikan andil sumbangam deflasi yaitu, telur ayam ras dan cabai merahasing-masing sebesar 0,03 persen, beras bawang puting putih masing-masing sebesar 0,01 persen," ujar dia.
Sementara itu, sisanya diikuti oleh kelompok makanan jadi, sebesar 0,40 persen, kelompok perumahan 0,13 persen, kelompok sandang 0,36 persen, kelompok kesehatan 0,27 persen, dan kelompok pendidikan sebesar 0.07 persen.
Â
Â
Â
BPS: Inflasi Juni 0,59 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.
Sementara, untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,90 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,12 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Juni menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin 2 Juli 2018.
Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), seluruh kota telah mengalami inflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan terendah terjadi di Medan dan Pekanbaru sebesar 0,01 persen," tambah dia.
Dia melanjutkan, inflasi pada Ramadan 2018 ini lebih rendah dibandingkan 2017 dan 2016 yang masing-masing sama yakni sebesar 0,69 persen.
"Inflasi pada Juni ini terendah. Lebih rendah pada Lebaran, Juni 2017 juga dari posisi bulan Lebaran 2016. Ini merupakan angka yang menggembirakan karena itu kita perlu apresiasi kinerja pemerintah dan BI yang mengantisipasi dan berbagai rencana," pungkasnya.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement