Sukses

Sektor Saham Aneka Industri Bebani IHSG

IHSG melemah 52,46 poin atau 0,90 persen ke posisi 5.746,77 pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi namun cenderung melemah.Aksi jual investor asing menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (2/7/2018), IHSG melemah 52,46 poin atau 0,90 persen ke posisi 5.746,77. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,76 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Sebanyak 255 saham melemah sehingga menekan IHSG. 141 saham menguat dan 103 saham diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.832,22 dan terendah 5.746,77.Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 368.344 kali dengan volume perdagangan saham 72,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 133,68 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.378.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konsumsi naik 0,24 persen. Sektor saham aneka industri merosot 4,68 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar tergelincir 2,19 persen dan sektor saham tambang melemah 2,18 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham APII naik 33,77 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham BBKP melonjak 24,86 persen ke posisi Rp 432 per saham, dan saham CSIS mendaki 24,81 persen ke posisi Rp 1.610 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TNCA melemah 24,81 persen ke posisi Rp 197 per saham, saham SWAT tergelincir 24,43 persen ke posisi Rp 334 per saham, dan saham INAF susut 17,95 persen ke posisi Rp 3.200 per saham.

Bursa Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 2,35 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 2,21 persen, indeks saham Shanghai melemah 2,52 persen, indeks saham Singapura turun 0,91 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,54 persen. Indeks saham Thailand mendaki 0,35 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG naik pada sesi pertama didukung hasil data inflasi yang menunjukkan hasil sesuai harapan. Ini artinga tingkat inflasi cenderung stabil. Namun, para pelaku pasar sudah melakukan aksi ambil untung karena terkait sentimen eksternal yang masih kuat.

"Misalnya terkait koreksinya harga komoditas minyak menyusul kesepakatan OPEC dan non-OPEC untuk meningkatkan produksi minyak guna memenuhi permintaan global. Selain itu sentimen the Fed serta perang dagang juga mempengaruhi pelemahan indeks saham," kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Naik Terbatas di Sesi I

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin 2 Juli 2018. Akan tetapi, IHSG menguat terbatas di tengah pengumuman rilis inflasi.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (2/7/2018), IHSG menguat tipis 7,16 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.086,40. Indeks saham LQ45 naik 0,52 persen ke posisi 913,68. Sebagian besar indeks  saham acuan bervariasi.

Sebanyak 183 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sementara itu, 189 saham melemah dan 90 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 205.009 kali dengan volume perdagangan saham 67,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 104,62 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.374.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham aneka industri melemah 2,11 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 1,36 persen dan sektor saham tambang melemah 0,33 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 1,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar.

Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham APII naik 33,77 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham BBKP melonjak 24,86 persen ke posisi Rp 432 per saham, dan saham SAFE naik 24,38 persen ke posisi Rp 398 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham SWAT turun 23,08 persen ke posisi Rp 340 per saham, saham TNCA tergelincir 21,37 persen ke posisi Rp 206 per saham, dan saham GLOB susut 17,36 persen ke posisi Rp 238 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 1,83 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,99 persen, indeks saham Shanghai susut 1,49 persen, indeks saham Singapura melemah 0,77 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,42 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,05 persen.

IHSG naik terbatas di tengah rilis data inflasi Juni. BPS melaporkan inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.