Sukses

Perbesar Akses Pasar, IKM Diminta Manfaatkan e-Commerce

Berdasarkan kajian yang dilakukan Google dan Temasek, potensi pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$ 46 miliar atau sekitar 52 persen dari potensi pasar e-commerce di Asia Tenggara yang mencapai US$ 88 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri kecil dan menengah (IKM) masuk dalam marketplace dan memanfaatkan e-commerce menjadi sarana bisnis.

Terkait ini, Kemenperin menyelenggarakan workshop e-Smart IKM di kota Surabaya pada 3-4 Juli 2018 di Hotel Luminor, Surabaya. Workshop ini diikuti 100 industri kecil dan menengah (IKM) dari kota Surabaya dan kabupaten Gresik di sektor fesyen, kerajinan, herbal, furniture, serta makanan dan minuman.

Melalui workshop e-Smart IKM ini pelaku IKM didorong untuk masuk dalam marketplace dan dilatih strategi pemasaran online untuk memanfaatkan e-commerce menjadi sarana bisnis.

“Pengembangan IKM dengan platform digital merupakan respons pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan e-commerce. IKM kita harus update dengan teknologi, untuk itu Kementerian Perindustrian berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standar agar tidak tertinggal dari pesaing-pesaingnya,” jelas Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih, Selasa (3/7/2018).

Berdasarkan kajian yang dilakukan Google dan Temasek, potensi pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$ 46 miliar atau sekitar 52 persen dari potensi pasar e-commerce di Asia Tenggara yang mencapai US$ 88 miliar.  Peluang ini perlu direspons cepat oleh pelaku usaha nasional khususnya sektor IKM untuk memperluas akses pasar dan bisnis online.

Pada 2017, Ditjen IKM telah meluncurkan program e-Smart IKM dimana melalui program ini, IKM didorong untuk masuk ke pasar online melalui marketplace besar yang telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian yaitu Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli dan Blanja.com.

E-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasionalyang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada dengan tujuan untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing.

Selain itu, melalui e-Smart IKM ini, para pelaku IKM memperoleh efisiensi biaya dalam promosi dan pemasaran produknya serta sebagai jaminan kualitas dan kuantitas bagi marketplace akan produk-produk IKM.

Gati mengatakan, melalui program e-Smart IKM saat ini, IKM di Indonesia didorong untuk masuk e-commerce sehingga pasar produk IKM akan lebih luas lagi.

“Saya mengharapkan para pelaku IKM peserta workshop e-Smart IKM konsisten dalam berjualan di pasar online serta rajin meng-update data produk maupun penjualan secara rutin sehingga di masa yang akan datang diharapkan produk-produk asli Indonesia yang berkualitas bisa membanjiri pasar perdagangan online Indonesia maupun Asia Tenggara,” kata dia.

Repoter: Idris Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

 

 

2 dari 2 halaman

Meluncur Tahun 2017

Informasi saja, e-Smart IKM diluncurkan pada Januari 2017 dan pada tahun itu telah mendorong 1.730 IKM untuk masuk ke dalam pasar online melalui marketplace. Pada 2018, Direktorat Jenderal IKM menargetkan lebih 4.000 IKM yang akan direkrut untuk mengikuti program e-Smart IKM melalui Workshop e-Smart IKM.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu lokasi yang potensial dalam pertumbuhan produksi industri manufaktur khususnya mikro dan kecil. Diketahui pertumbuhan produksi pada kuartal I tahun 2018 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 14,42 persen.

Pertumbuhan produksi pada kuartal I tahun ini lebih tinggi 13,45 persen dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pada kuartal yang sama tahun 2017 yang hanya tumbuh sebesar 0,97 persen.

Nilai pertumbuhan ini jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil nasional yang naik sebesar 5,25 persen, maka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa Timur pada triwulan I tahun 2018 (y on y) lebih tinggi 9,17 poin.

Beberapa sektor industri manufaktur mikro dan kecil di JawaTimur pada triwulan I tahun 2018 (y on y) yang tumbuh lebih dari 10 persen yakni industri furnitur 12,18 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 16,65 persen, industri pakaian jadi 20,41 persen, industri barang galian bukan logam 23,73 persen, industri kertas dan barang dari kertas 27,95 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 38,28 persen, dan industri pencetakan dan reproduksi media eekaman 45,60 persen.