Liputan6.com, Johannesburg - Sebelum membahas sosok terkaya di Afrika, ada baiknya sedikit mengenal kondisi ekonomi benua ini.
Benua Afrika adalah benua terbesar kedua di dunia, dan Sumber Daya Alam (SDA) melimpah ruah di daratannya. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Kongo dan Botswana memiliki persediaan berlian yang melimpah, sementara Ghana, Mali, dan Burkina Faso terkenal dengan emasnya.
Advertisement
Baca Juga
Yang justru diketahui secara luas adalah berbagai permasalahan ekonomi yang melanda negara-negara Afrika, bahkan Kongo berada di daftar negara dengan pendapatan per kapita paling rendah di dunia.
Meskipun begitu, di setiap tempat pasti ada sosok yang hartanya dominan, tak terkecuali di Afrika. Inilah sosok Aliko Dangote asal Nigeria, seorang haji yang didaulat sebagai orang terkaya di Afrika. Walaupun jumlah hartanya menurun USD 2 miliar, tetapi ia masih menjadi orang terkaya di benua itu.
Menurut laporan Forbes, Selasa (7/3/2018), total kekayaan dari Dangote saat ini adalah US$ 12,1 miliar atau setara Rp 174 triliun pada kurs saat ini. Angka itu menurun dari kekayaan Maret lalu sejumlah US$ 14,1 miliar, tetapi ia masih menyandang gelar terkaya.
Pria terkaya kelahiran Kano tersebut adalah seorang Muslim dan ia akrab dikenal dengan gelar haji (Al Haji). Dangote memegang gelar orang terkaya di Afrika sejak 2013.
Dangote adalah ketua dari Dangote Cement, penghasil semen terbesar di Afrika. Pria berusia 61 tahun ini juga menanamkan modal di perusahaan manufaktur garam, gula, dan tepung.
Selain mendapat predikat terkaya, Dangote juga sempat mendapat peringkat 66 di daftar 'Powerful People', ia juga pernah tampil di daftar 'Most Powerful People in Business'.
Suka Berbisnis Sejak Kecil
Dangoke memang seorang konglomerat sukses. Ia mengaku sudah mulai suka bisnis sejak masih kecil. Ia pernah mengaku pada saat kecil ia membeli permen untuk kemudian dijual lagi ke teman-temannya.
Kemampuan bisnis Dangote memang harus diakui, walaupun harus diketahui bahwa ia berasal dari keluarga terpandang. Kakeknya adalah pedagang beras dan oat di Kano.
Kemudian, pamannya memberikan Dangote pinjaman sebesar USD 3.000 agar keponakannya yang masih berusia 21 tahun bisa memulai bisnis impor komoditas agrikultur di Nigeria.
Pria dengan tiga anak ini juga termasuk dermawan, sempat dilaporkan bahwa ia memberikan donasi sebesar USD 750 ribu untuk melawan penyebaran penyakit ebola.
Advertisement